0 Comment
Jakarta - Popularitas Fortnite sepertinya tidak hanya menguntungkan pengembangnya, Epic Games. Penjahat pun memanfaatkan game battle royale ini untuk mencuci uang.

Fortnite sendiri memang gratis untuk diunduh dan dimainkan, tetapi game ini mengandalkan mata uang in-game yang disebut V-Bucks untuk membeli item menyerupai skins atau kostum dan senjata. Mata uang ini pun yang menciptakan Fortnite terkenal di kalangan penjahat.




Publikasi asal Inggris, The Independent yang melaksanakan riset ini dengan perusahaan keamanan siber, Sixgill pun menjelaskan cara kerja para penjahat ini. Pertama, penjahat memakai detail kartu kredit yang dicuri untuk membeli V-Bucks dari toko resmi Fortnite.

V-Bucks ini lalu dijual dengan harga lebih murah kepada pemain. Dengan ini, jejak uang tersebut berhasil dibersihkan.




"Penjahat melaksanakan penipuan kartu kredit dan mendapatkan uang masuk dan keluar dari sistem Fortnite dengan impunitas relatif," ujar Senior Intelligence Analyst Sixgill, Benjamin Preminger, menyerupai dikutip detikINET dari The Independent, Rabu (16/1/2019).

V-Bucks yang telah didiskon ini dijual dalam jumlah besar lewat dark web. Penjahat juga menjualnya dalam jumlah kecil dengan memasang iklan di media umum menyerupai Instagram dan Twitter.

Yang lebih menyulitkan, penjahat yang menjual koin-koin ini mendapatkan pembayaran lewat bitcoin dan bitcoin cash, sehingga makin sulit untuk dilacak oleh polisi.




Sixgill pun menemukan bahwa operasi pembersihan uang ini dilakukan secara global. Dengan berpura-pura sebagai calon pembeli, mereka bertransaksi dengan penjual yang memakai bahasa China, Rusia, Spanyol, Arab dan Inggris.

Tidak diketahui berapa banyak laba yang didapatkan oleh penjahat yang mencuci uang lewat Fortnite. Tetapi, Sixgill menemukan bahwa item Fortnite yang dijual di Ebay dalam 60 hari terakhir berhasil mengeruk USD 250.000 (Rp 3,5 miliar).


Post a Comment

 
Top