Tahukah Bapak/Ibu dengan pembelajaran RME di matematika? Pernahkah Bapak/Ibu menerapkannya di kelas? Saya yakin ada diantara Bapak/Ibu yang sudah akrab dengan model pembelajaran ini. Namun ada juga yang belum. Atau baru mendengar istilahnya namun belum pernah menerapkan.
Nah, berikut ini akan dipaparkan tentang seluk beluk model Realistic Mathematic Education (RME), serta alasan perlunya menggunakan model ini dalam setiap pembelajaran matematika.
Kita tahu bahwa pelajaran matematika dipenuhi dengan konsep-konsep abstrak. Penjumlahan, perkalian, dan istilah matematika lain, termasuk bilangan sendiri adalah buah dari kesepakatan. Sedangkan dari konsep yang abstrak itu, siswa diharuskan menerapkan dalam kehidupan nyata. Inilah alasan pentingnya guru menerapkan pembelajaran yang real/konkrit saat belajar matematika.
Menurut Streeflan, ada 5 prinsip utama dalam belajar mengajar yang berdasarkan pada pengajaran realistic, yaitu:
- constructing and concretizing yaitu siswa menemukan sendiri prosedur untuk dirinya sendiri
- levels and models yaitu level abstraksi menggunakan model untuk menjembatani antara konkret dan abstrak
- reflection and special assignment yaitu melakukan refleksi terhadap proses berpikir seseorang
- social context and interaction yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar pendapat
- structuring and interwining yaitu matematika sebagai kumpulan pengetahuan dan keterampilan yang terstruktur dan berkaitan .
Langkah-langkah model pembelajaran RME
Untuk lebih jelasnya, berikut contoh langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan model RME:
1. Memahami masalah kontekstual
Pada tahap pertama, guru memberikan masalah kontekstual kepada siswa sebagai bahan yang akan mereka pelajari. Sumber permasalahan bisa berasal dari lingkungan sekitar sekolah, atau peristiwa aktual yang sedang terjadi.
2. Menyelesaikan masalah kontekstual
Pada tahap kedua, siswa secara individual menyelesaikan masalah kontekstual pada buku siswa atau lembar kegiatan siswa (LKS). Usahakan modul dibuat semenarik mungkin, sehingga memunculkan kreativitas siswa saat menyelesaikan masalah yang diberikan.
3. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Pada tahap ketiga, siswa membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi. Mereka dminta saling membandingkan hasil pekerjaan dan bertukar pandangan.
4. Menarik kesimpulan.
Pada tahap keempat, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan tentang konsep, definisi, teorema, prinsip atau prosedur matematika yang baru diselesaikan.
Itulah contoh langkah pembelajaran yang menggunakan model RME. Poin pentingnya adalah tergantung apa yang disajikan guru. Jika dalam pembelajaran konvensial siswa belajar berangkat dari konten materi, tetapi dalam RME siswa belajar mengacu pada masalah real/kontekstual.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran RME
Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan model ini.
Kelebihan
- memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang kehidupan sehari-hari.
- memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa.
- memberikan pengertian yang jelas kepada siswa cara penyelesaian suatu permasalahan.
- memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama dengan menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan guru.
Kekurangan
- tidak mudah mengubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal sedangkan perubahan merupakan syarat penerapan RME.
- pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat pembelajaran matematika realistic tidak selalu mudah.
- tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bias menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah
- tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat menemukan kembali konsep atau prinsip matemaika yang telah dipelajari.
Semoga bermanfaat...
Post a Comment