0 Comment
Foto: DetikcomFoto: Detikcom

Jakarta - Cerita Si Abah dan Emak bersama ketiga anaknya dalam 'Keluarga Cemara' begitu menempel dalam ingatan kita. Di balik dongeng tersebut ada sosok Arswendo Atmowiloto yang merupakan penciptanya.

Tadi sore, kabar kepergian penulis, Arswendo Atmowiloto, pun eksklusif membawa sedih mendalam. Arswendo Atmowiloto dikenal sebagai penulis dongeng bersambung yang lalu sukses disesuaikan ke sinetron dan layar lebar. Dia juga dikenal sebagai sosok di balik sinetron terkenal lainnya.

Seperti 'Ali Topan Anak Jalanan' (1997-1998), lalu 'Deru Debu' (1994-1996), '1 Kakak 7 Ponakan' (1996), 'Jalan Makin Membara II dan III' (1995-1997), serta 'Imung' (1997).

Puluhan karya berhasil ditelurkan oleh Arswendo, ada juga beberapa yang berada di bawah nama samaran Said Saat dan B.M.D Harahap.

Pada 1972 silam, ia sempat memimpin Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah di Solo. Aktivitas menulis membawanya menjadi seorang wartawan.

Sepanjang kariernya, ia menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Hai, Tabloid Monitor, dan Majalah Senang. Pada 1979, ia yaitu salah satu penulis yang berhasil mengikuti kelas International Writing Program di Universitas IOWA, Amerika Serikat.

Saat itu hanya segelintir penulis Indonesia yang berhasil masuk seleksi ke aktivitas resedensi kepenulisan bergengsi di dunia. Ketika memimpin Tabloid Monitor, Arswendo pernah mengecap bui alasannya yaitu menyusun artikel survei pembaca '50 Tokoh yang Dikagumi Pembaca Kita'.

Artikel yang dimuat 15 Oktober 1990 menerima kecaman massa alasannya yaitu nomor 10 terdapat nama dirinya dan ke-11 yaitu Nabi Muhammad SAW. Kantor Tabloid Monitor dirusak dan keluarga Wendo tak berani keluar rumah.

Setelah proses pengadilan yang dijaga personel keamanan secara ketat, Wendo hasilnya dieksekusi penjara dengan vonis maksimal lima tahun. Di selesai hayatnya, kabar mengenai kesehatannya menyeruak lewat kerabat terdekatnya, Arswendo diketahui sudah dua kali menjalani operasi.

Selamat jalan, Arswendo Atmowiloto...




Simak Video "Misa Pelepasan Arswendo Atmowiloto Diiringi 'Harta Berharga'"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/nu2)

Post a Comment

 
Top