Jakarta - Masalah polusi udara Jakarta menjadi sorotan alasannya yaitu disebut jadi salah satu kota yang paling jelek di dunia. Angka Air Quality Index (AQI) Jakarta oleh AirVisual pada Sabtu (27/7) pagi sempat menyentuh angka 172 alasannya yaitu banyaknya polutan bubuk dan gas di udara.
Sebagai perbandingan rentang nilai dari AQI yaitu 0 hingga 500. Semakin tinggi nilainya mengatakan semakin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Terkait hal tersebut muncul perihal menyiramkan air ke jalan-jalan untuk mengurangi polusi. Peneliti perubahan iklim dan kesehatan lingkungan Dr Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSC dari Universitas Indonesia menjelaskan bahwa polusi udara secara keseluruhan tak dapat diatasi hanya dengan menyiram air.
Menyiramkan air ke jalan mungkin dapat mengurangi bubuk yang beterbangan, namun polusi udara di kota besar menyerupai Jakarta sebagian besar sifatnya gas dari sisa pembakaran tak tepat kendaraan bermotor.
"Sumbernya yaitu kendaraan bermotor yang mengakibatkan pencemaran udara semakin tinggi," kata Budi.
Daripada ramai-ramai menyiramkan air ke jalan, Budi lebih menyarankan warga lebih sering memakai transportasi publik. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan dan dengan demikian mengurangi gas sisa pembakaran tak tepat kendaraan bermotor.
"Kendaraan yang baik itu kendaraan yang tidak mengeluarkan pencemaran udara. Biasanya rata-rata kecepatan 30-110 km per jam, di bawah itu pembakarannya tidak sempurna. Itu karbon monoksida keluar kan pas macet kecepatannya pelan kan. Supaya tidak terjadi pembakaran yang tidak tepat beralih public transport," pungkasnya.
Simak Video "Cara Natasha Rizky Lindungi Keluarga dari Polusi"
[Gambas:Video 20detik]
Post a Comment