Jakarta - Pagi ini, Jakarta menempati urutan kedua kota paling berpolusi sedunia dengan Air Quality Index (AQI) berada di sekitar angka 167. Meski turun peringkat, kualitas udara di Ibu Kota Republik Indonesia ini masih masuk dalam kategori tidak sehat.
Banyak orang yang beranggapan menanam flora tertentu atau pohon diklaim bisa mengurangi imbas dari udara yang telah tercemar. Benarkah demikian?
"Nanem pohonnya di mana dulu. Kalau di kawasan yang banyak bubuk kayak di pinggir jalan ya podo wae (sama saja)," kata Peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan Lingkungan Universitas Indonesia, Dr Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSC, kepada detikHealth, Jumat (26/7/2019).
Lebih lanjut, Dr Budi menyampaikan kalau menanam pohon jauh dari sumber pencemaran dan angin di area tersebut cukup kencang untuk bisa mencairkan udara dengan baik, maka pohon tersebut gres dianggap bisa menawarkan oksigen yang bagus.
"Tapi ya meskipun kawasan tinggi polusi, kalau ada pohon lebih baik," pungkas Dr Budi.
Sebelumnya, dalam rangka mengurangi polusi udara Jakarta, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta akan membagikan flora hias pengecap mertua yang dianggap mempunyai kemampuan menyerap banyak sekali gas polutan berbahaya.
"Salah satunya memang pengecap mertua itu, yang paling manis untuk menekan polutan udara. Arahan dari Pak Gubernur, melalui pak kepala dinas. Kami akan menyiapkan nanti mulai Agustus kami menyiapkan di gerai-gerai," kata Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Kelautan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati kepada detikcom, Minggu (21/7/2019).
Simak Video "Waspada! Polusi Udara Juga Bisa Terjadi di Dalam Ruangan"
[Gambas:Video 20detik]
Post a Comment