Jakarta - Divonis kanker payudara mungkin bagi beberapa perempuan terasa ibarat vonis mati. Namun tidak bagi perempuan tangguh asal Jambi ini. Meski divonis kanker payudara stadium tiga, Mahrurin Anita (44) tetap mencari nafkah dengan menjadi driver ojek online (ojol).
Dikisahkan kepada detikHealth, semuanya bermula pada tahun 2015 lalu. Kala itu Mahrurin sedang memboncengkan dua perempuan dengan keadaan darurat ke rumah sakit. Kedua perempuan tersebut bercerita pada Mahrurin bahwa ingin mengecek payudara mereka yang sering terasa sakit.
Mendengar hal tersebut, Mahrurin yang juga kerap mencicipi tanda-tanda yang sama tersentil untuk ikut memeriksakan diri. Gejala itu udah sangat sering ia rasakan di salah satu payudaranya, namun ia memutuskan untuk mengabaikannya saja.
Kabar tersebut menciptakan Mahrurin dan juga suaminya, Hamzah (46) sangat terpukul. Sempat drop, Mahrurin memberanikan diri untuk menjalani biopsi di RS Islam Arafah Jambi. Tetapi mendengar saran dokter untuk menjalani operasi pengangkatan menciptakan Mahrurin sangat ketakutan.
"Sangat takut ia itu jikalau ke dokter. Kaprikornus jadinya 2015 hingga 2019 ini ia hanya membiarkan dan berobat ke alternatif saja. Tidak secara medis. Sama untuk menghilangkan nyeri, dia minum obat asam mefenamat. Cuma itu aja yang dia minum terus," kata Achmad Naufal, Head of Marketing Communication Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi, yang membantu menangani pengobatan Mahrurin, melalui sambungan telepon, Jumat (26/7/2019).
Tak hanya itu, Mahrurin juga masih meneruskan pekerjaannya sebagai driver ojol meski ia sedang mengidap kanker payudara. Bukan sok tangguh, namun hal ini ia lakukan karena sumber pendapatan hanya tiba dari pekerjaan ia dan suaminya sebagai driver ojol.
Sang suami juga sudah pernah memintanya untuk berhenti menjadi driver ojol. Tetapi, untuk menghidupi kedua anaknya yang masih Sekolah Menengah Pertama dan keadaan ekonomi yang mengharuskannya masih menumpang tinggal di rumah saudara, tidak sanggup tertutupi hanya dengan pendapatan dari Hamzah. Mau tidak mau, Mahrurin harus tetap 'turun ke lapangan'.
Mahrurin juga dengan sengaja tidak memberitahukan kondisinya pada orang-orang terdekat. Menurut Naufal, Mahrurin beralasan ia tak ingin merepotkan orang lain alasannya yaitu kondisinya tersebut.
"Dia aja jikalau misal lagi nyetir, terus ada kayak polisi tidur atau ya grenjel-grenjel jalan gitu atau jalan yang nggak bagus, nah dia tuh, maaf ya, sambil megangin payudaranya biar nahan sakit. Kaprikornus dia selalu menjelaskan setiap bawa customer 'Maaf, Pak, jikalau jalannya agak rusak, kita jalannya agak lambat ya'," lanjut Naufal.
Empat tahun tanpa pengobatan medis dan tetap memaksa kerja tentu menjadikan kondisinya tak kunjung membaik. Kini dikabarkan kankernya telah menyebar ke sisi lainnya dan kulit di payudaranya sudah mengeras.
Naufal dan tim ACT menjumpai Mahrurin lewat laporan temannya dan berniat akan membantu dan mendukungnya sembuh. Dukungan mental lebih diperlukan Mahrurin biar berpengaruh dan mau menjalani operasi pengangkatan tumor kanker payudara.
"Saya salut sama Bunda Mahrurin alasannya yaitu dia itu gigih. Meskipun dia harus menahan sakit, tapi dia tetap saja ngojek. Kadang-kadang diminta istirahat dua-tiga hari alasannya yaitu memang sakit banget, sehabis itu ngojek lagi. Bunda ini juga orangnya nggak sanggup diem, jikalau diem di rumah malah semakin terasa sakitnya. Dia nggak pengin dilihat orang kayak orang sakit," katanya lagi.
Berkat seluruh derma dari orang sekitar dan tim ACT, Mahrurin menyanggupi untuk menjalani operasi. Dijadwalkan pada selesai Agustus nanti, sayangnya tak semua biaya pengobatannya ditanggung oleh BPJS. Pendapatan Mahrurin dan Hamzah tidak akan cukup untuk melunasi biaya tersebut.
"Bekerja sebagai driver ojol bukan jadi halangan untuk tetap berjuang sembuh dari kanker, saya ingin belum dewasa melihat ibunya sehat," tutur Mahrurin.
Mahriana, ojol yang tervonis kanker payudara Foto: Dok. Mahriana |
Simak Video "Deteksi Dini Kanker Payudara, Ini Cara Praktis Lakukan SADARI"
[Gambas:Video 20detik]
Post a Comment