Foto: Akrom Hazami/detikcomJakarta - Jalur Pantura yang sebelumnya lenggang sekarang kembali padat didominasi oleh truk-truk yang semula melintas di tol Trans Jawa. Perpindahan truk dari tol ke jalur Pantura disebabkan oleh mulai berlakunya tarif tol Trans Jawa pada Senin (24/1/2019).
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita menawarkan alasan atas hal tersebut, para pengemudi yang berpindah haluan dikarenakan oleh tingginya tarif yang dikenakan untuk kendaraan truk. Dirinya pun telah meminta PT Jasa Marga untuk menurunkan tarif tol Trans Jawa.
"Kemahalan tarifnya, jadi kan waktu itu kita sudah minta ke Jasa Marga jikalau sanggup tarif Jakarta-Surabaya tidak lebih dari sekitar Rp 800 ribu lah," jelasnya kepada detikFinance, Senin (28/1/2019).
Total biaya yang dikeluarkan dari Jakarta menuju Surabaya sanggup mencapai angka Rp 1,5 juta. Bahkan, semakin besar ukuran truk, semakin besar pula biaya yang dikeluarkan.
"Kan truk itu totalnya hingga Rp 1,5 juta itu ke surabaya, jikalau ukuran truknya makin besar lagi sanggup hingga Rp 2 juta, mahal bener itu," tambahnya.
Zaldy menyayangkan tarif yang mahal tersebut. Menurutnya, tarif untuk kendaraan pengiriman logistik ibarat truk seharusnya lebih rendah dibandingkan kendaraan beroda empat pribadi.
"Ya saya rasa permasalahannya jikalau untuk mempermudah logistik harusnya tarifnya itu untuk angkutan truk lebih murah dibanding mobil-mobil eksklusif jikalau memang itu untuk logistik," tutupnya.
Seperti diketahui, Arus kemudian lintas di jalur Pantai Utara (Pantura) di Kota Pekalongan terpantau meningkat. Dari data Dinas Perhubungan Kota Pekalongan, tercatat adanya peningkatan arus kemudian lintas mencapai sekitar 70% didominasi kendaraan truk. Pemicunya yaitu mulai diberlakukannya pengenaan tarif tol Trans Jawa.
"Jalur di Pantura, semenjak kemarin sudah mulai ramai. Kebanyakan truk-truk mulai ramai masuk Pantura," kata AKP Firdaus Yudhatama, Kasatlantas Polres Kota Pekalongan, dikala dihubungi detikFinance, Jumat (25/1/2018).
Post a Comment