0 Comment
Foto: Rizal Ramli dikala diskusi bertema Jokowi Raja Impor? di kantor Seknas Prabowo-Sandi. (Eva-detikcom)Foto: Rizal Ramli dikala diskusi bertema 'Jokowi Raja Impor'? di kantor Seknas Prabowo-Sandi. (Eva-detikcom)

Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, kembali menyinggung utang pemerintah dalam pidatonya. Kali ini dalam diskusi bertajuk 'Jokowi Raja Impor?' di Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Rizal bicara utang gres pemerintah.

"Ini pemerintah satu hari utang gres Rp1,24 triliun, satu hari loh, masih ada nih berapa bulan lagi, 100 hari lagi, kaliin aja tuh," ungkapnya dalam diskusi 'Jokowi Raja Impor?' di Kantor Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Jl. HOS. Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).

Bukan itu saja, Rizal juga mengkritik bunga surat utang pemerintah yang 8,5%, paling tinggi di tempat Asia-Pasifik.


"Jadi, pemerintah ini prioritasnya bikin bahagia petani di Thailand, Vietnam, petani garam di Australia yang kasih utang ke Indonesia bunganya 8,5%, paling tinggi di tempat Asia Pasifk, bila negara lain yang bukin surat utang bunganya hanya 5-6%," terperinci ekonom senior itu.

Sehingga, kata Rizal, uang negara bisa habis untuk membayar utang. Belum lagi dengan bunganya. Ia mengandaikan uang sebesar itu mestinya dipakai untuk menciptakan lahan gres yang bisa memperkerjakan para petani Indonesia.


"Coba bayangkan itu prioritasnya, utang setiap hari bayar bunganya berapa, padahal kalo kita pake itu bikin sawah ladang tebu, ladang jagung jutaan rakyat kita bekerja," katanya.

"Padahal dengan Rp 1 triliun kita bisa bikin itu tadi sawah baru, lebih malah nggak hingga segitu. Bayangkan lapangan pekerjaan yang bisa dibuka dengan 1 juta sawah baru, setengah juta hektar tebu, 1 juta kebun jagung. Daripada uangnya untuk bayar utang," lanjutnya.


Ia menegaskan Jokowi tidak bisa menuntaskan duduk perkara di sektor ekonomi. Jokowi menurutnya, selalu berpidato wacana kedaulatan pangan, tapi tidak ada hasil.

"Mas Jokowi who are you working for? Kerja buat siapa ? Kerja buat petani di luar negeri. Dan mohon maaf jangan ulangi lagi slogan atau pidato soal kedaulatan pangan. Karena dalam empat tahun bapak presiden tidak mampu, justru malah sebaliknya yang terjadi. Lebih anggun nggak bikin apa-apa 3 bulan lagi," tuturnya.

Post a Comment

 
Top