0 Comment
Foto: Dok. wachid_griyalampionFoto: Dok. wachid_griyalampion

Jakarta - Menjadi ibu rumah tangga tak menghalangi kreativitas seseorang. Misalnya saja, Ummu Latif yang tetap berkarya meski telah menjadi ibu dari tiga orang anak.

Ummu sendiri menjual lampion handmade di Kendal, Jawa Tengah. Bisnisnya dimulai di tahun 2014 kala ia bergabung dalam komunitas UMKM.

Dalam komunitas tersebut, ia bekerja sama dengan temannya. Namun, sang sahabat tak sanggup melanjutkan sehingga ia meneruskan bisnis tersebut sendiri.

"Awal mulanya tahun 2014 itu saya join-an gabung di komunitas tapi habis itu sahabat nggak bisa. Ya sudah terusin sendiri," kata beliau kepada detikFinance, Kamis (31/1/2019).


Lebih lanjut, Ummu sendiri menyampaikan bahwa ia mencar ilmu menciptakan lampion secara belajar sendiri melalui internet. Keisengan tersebut yang balasannya berbuah keberhasilan.

Ia sendiri sebelumnya telah berbisnis kotak tisu dengan materi dasar flanel. Namun, alasannya ialah dirasa membosankan ia mencari ide lain.

"Otodidak sendiri dari Google. Saya kan memang awalnya jualan dulu kotak tisu lah dari flanel terus bosen, iseng ingin yang lain balasannya ketemu lampion dengan kain flanel," papar dia.

Wanita berusia 33 tahun ini menjelaskan membangun usahanya tak lepas dari tantangan. Sebab, banyak cemoohan dari sahabat sampai keluarga atas bisnis yang ia kerjakan.

Ibu Rumah Tangga Ini Bikin Lampion Hand Made Omzet Jutaan RupiahFoto: Dok. wachid_griyalampion

Namun, tak pantang arah ia mencoba tak mendengarkan cemoohan tersebut dan hanya ingin mengambarkan kesuksesan dari usahanya.

"Sebenarnya ada omongan-omongan tapi kalau nurutin omongan, dengerin itu nggak maju-maju. Itu ada teman, ada keluarga juga tapi kan mereka nggak ngerasain yang penting saya bisa dan suka," ungkap dia.

Perihal modal, ia mengaku membangun bisnis hanya menggelontorkan uang sebanyak Rp 200.000. Uang tersebut ia peroleh dari kantong pribadinya dan sang teman.

"Modalnya Rp 200.000. Itu saya Rp 100.000 dan sahabat juga Rp 100.000 itu untuk semua biaya packing plastik dan perintilannya," terang dia.


Alhasil, dari modal sebesar Rp 200.000 sekarang ia bisa mempunyai omzet sebesar Rp 3 juta per bulan. Angka tersebut ia peroleh dari penjualan lampion berharga Rp 55.000-80.000.

"Rata-rata per bulan itu sanggup Rp 3 juta. Tapi pernah juga Rp 7 juta kalau ramai," jelasnya.

Adapun, ia menjual tiga jenis lampion, yakni kaligrafi, bola, dan abjad yang masing-masing harganya bervariasi.

"Ada tiga seri, kaligrafi, bola dan karakter. Karakter yang kecil itu Rp 55.000 kalau yang besar Rp 65.000. Kalau yang bola kecil Rp 60.000 dan besar Rp 70.000. Kalau yang kaligrafi kecil 75.000 dan yang besar Rp 80.000," tutup dia.

Sementara itu, bila tertarik membeli lampion sanggup dilihat di Instagram @wachid_griyalampion.
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Post a Comment

 
Top