Jakarta - Lembaga riset independen di bawah naungan Financial Times, FT Confidential Research Mobile Payment, baru-baru ini merilis hasil risetnya yang menyebut bila Go-Pay jadi uang elektronik paling banyak digunakan di Indonesia. Go-Pay yang juga merupakan bab dari ekosistem Go-Jek ini, memimpin dengan jumlah pengguna yang mencapai hampir tiga perempat jumlah pengguna uang elektronik dibandingkan dengan uang elektronik lainnya.
Terkait dengan laporan FT Confidential Research Mobile Payment ini, CEO Go-Pay Aldi Haryopratomo, mengungkapkan doktrin dan penemuan fasilitas pembayaran besutan Go-Jek ini jadi kunci utama uang elektronik ini banyak digunakan di Indonesia.
"Upaya ini terus didorong oleh GO-PAY secara berkelanjutan dengan memberdayakan masyarakat dan pelaku UMKM sehingga pembangunan ekonomi dari bawah sanggup terwujud. Sebagai produk keuangan orisinil Indonesia, kami ingin mempermudah susukan layanan keuangan bagi jutaan keluarga di tanah air terutama masyarakat yang mempunyai susukan terbatas terhadap layanan keuangan formal," kata Aldi dalam keterangannya, Kamis (24/1/2019).
Foto: Go-Jek Indonesia |
"Pembayaran non tunai terutama yang terkait acara sehari-hari merupakan langkah pertama untuk meningkatkan doktrin masyarakat terhadap layanan jasa keuangan digital. Ini terang sanggup dilakukan dengan merangkul mitra-mitra rekan perjuangan kami untuk mengadopsi transaksi nontunai," imbuhnya.
Dalam beberapa tahun, sambung Aldi, Go-Pay terus berkembang dan melebarkan sayapnya ke banyak sekali forum keuangan guna menjangkau lebih banyak jenis pembayaran yang semakin memudahkan pengguna. Hingga dikala ini, Go-Pay telah bermitra dengan 28 institusi keuangan, serta telah diterima di lebih dari 240.000 rekan perjuangan di banyak sekali kota di Indonesia, 40% di antaranya yaitu UMKM.
Menurut Aldi, doktrin masyarakat akan Go-Pay sebagai pemimpin uang elektronik dikala ini, juga terangkum dalam Laporan Fintech 2018 DailySocial berhubungan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan platform survei JAKPAT yang menyebutkan bahwa jumlah pengguna Go-Pay mencapai 79%, dari jumlah responden yang memakai layanan keuangan digital.
Hal ini juga pertanda bahwa selama tahun 2018, Go-Pay mempunyai bantuan yang besar dalam meningkatkan pemahaman masyarakat akan layanan keuangan digital (fintech) yang semakin tahun semakin meningkat. Berdasarkan Laporan Fintech 2018 ini sejumlah 70,63% masyarakat mengakui lebih paham mengenai layanan keuangan digital.
Pemahaman ini juga didukung dengan tujuh alasan, yakni fasilitas dalam penggunaan (74,90%), simpel (71,03%), efisiensi waktu (62,67%), tidak perlu repot pergi ke bank (48,85%), lebih kondusif (36,36%), adanya promo dan insentif (36,36%) serta pengelolaan yang lebih baik (29,82%).
Foto: Go-Jek Indonesia |
"Di luar kemudahan, doktrin juga merupakan kunci semoga Go-Pay cepat diadopsi oleh masyarakat Indonesia, terutama komunitas UMKM yang sebelumnya belum tersentuh teknologi finansial," terangnya.
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mengatakan bahwa UMKM telah menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan serapan tenaga kerja pada sektor UMKM mencapai 97,22%.
"Kami percaya bahwa akar pertumbuhan ekonomi terbesar ada di UMKM. Untuk itu kami terus berupaya untuk membantu dan mendorong UMKM untuk mulai terbiasa dengan sistem pengaturan keuangan secara digital dengan cara membangun doktrin mereka secara perlahan akan sistem ini dan membantu mereka semoga mempunyai mimpi yang lebih besar disaat yang bersamaan pula menciptakan ekonomi Indonesia tumbuh," terang Aldi.
Ke depan, Go-Pay menargetkan semoga semakin banyak masyarakat dan UMKM yang memakai layanan Go-Pay, sehingga semakin cepat akselerasi ekonomi dari bawah. Dengan demikian, berdasarkan Aldi, dengan akan semakin banyak UMKM yang badan maka semakin tumbuh juga ekonomi negara.
"Meningkatnya pemahaman masyarakat akan layanan keuangan digital merupakan sinyal nyata yang membanggakan. Kami di Go-Pay juga merasa sangat gembira dengan respon luar biasa dari masyarakat yang menempatkan Go-Pay sebagai uang elektronik yang paling banyak digunakan di Indonesia. Semoga bantu-membantu kita sanggup mengakselerasi ekonomi Indonesia, mulai dari UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi negara," tutup Aldi.
Post a Comment