0 Comment
Ilustrasi UtangIlustrasi Utang

Davos - International Monetary Fund (IMF) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,7%. IMF menilai banyak tantangan yang akan dihadapi oleh negara-negara di dunia, termasuk emerging market atau negara berkembang.

Dalam laporan IMF World Economic Outlook (WEO) disebutkan negara berkembang masih akan dibayangi oleh ketidakpastian global. Ini tentu akan menyulitkan pertumbuhan ke depannya.

"Kondisi selama beberapa bulan terakhir ibarat ketegangan dagang antara AS dan China, kenaikan suku bunga AS, penguatan dolar AS, pedoman modal keluar dan harga minyak yang terus bergerak masih akan terus membayangi," tulis laporan tersebut dikutip, Selasa (22/1/2019).


Bahkan di beberapa negara akan menghadapi kesulitan dalam menangani beban utang dan neraca keuangan swasta yang tinggi. Terjadi ketidakcocokan nilai mata uang dan jatuh tempo utang. Karena itu dibutuhkan kebijakan makroprudensial untuk penguatan pertumbuhan.

Nilai tukar yang terus bergerak dibutuhkan tidak mengganggu kebijakan-kebijakan yang ada di sebuah negara. Kemudian angka inflasi harus diarahkan sesuai dengan sasaran pemerintah serta kebijakan moneter dibutuhkan bisa mendukung acara ekonomi domestik.


Selain itu, negara juga harus bisa menjamin rasio utang tetap baik dan sehat meskipun di tengah kondisi keuangan eksternal yang menantang.

Subsidi yang diberikan harus sempurna sasaran dan mendorong potensi pertumbuhan yang terkait dengan santunan sosial dan peningkatan inklusi keuangan.



Saksikan juga video 'Fahri Komentari Pinjaman Rp 15 T dari Bank Dunia':

[Gambas:Video 20detik]


IMF Sebut Utang Makara Tantangan Ekonomi Negara Berkembang



Post a Comment

 
Top