Jakarta - Utang pemerintah selalu menjadi topik pembicaraan yang seksi di aneka macam kalangan masyarakat. Salah satunya ialah sebab jumlahnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Di kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) saja, selama empat tahun utang bertambah Rp 1.809,6 triliun atau totalnya Rp 4.418,3 triliun di 2018.
Pemerintah terus menyuarakan bahwa utang pemerintah masih kondusif meskipun nominalnya ribuan triliun. Amannya utang pemerintah terlihat dari rasionya terhadap PDB yang masih jauh di bawah batas UU Keuangan Negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun ingin melibatkan banyak kalangan untuk menjelaskan utang pemerintah kepada masyarakat. Sri Mulyani meminta derma pegawai Kementerian Agama (Kemenag) untuk menjelaskan mengenai utang pemerintah.
"Karena bapak ibu dari Kementerian Agama, sering sekali utang itu dijadikan topik yang seksi, aku mohon bantuan, sebab aku ke sini bukan hanya untuk menunjukkan ceramah, aku boleh minta derma dong," kata Sri Mulyani dalam program Rakernas Kementerian Agama Tahun 2019 dengan tema "Akselerasi Manajemen Keuangan Kementerian Agama di Hotel Shangri-La, Jakarya, Rabu (23/1/2019).
Alasan Sri Mulyani meminta derma para pegawai Kementerian Agama ialah sebab ada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang gedungnya dibangun oleh utang dalam hal ini surat berharga syariah negara (SBSN).
"Pertama aku mohon Kemenag itu ikut bantu aku menjelaskan dilema utang, susah ya, nggak dapat bu, tapi dapat juga, berapa di sini yang rektor IAIN, atau pengurus, 60, berapa banyak kampusnya yang dibangun uang negara, semua, berapa banyak yang kampusnya dibangun oleh SBSN, ya itu mestinya bapak bicara dong, itu ialah instrumen utang," ujar Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan bahwa utang merupakan instrumen yang boleh dimanfaatkan. "jadi aku tidak menyampaikan utang itu bukan sesuatu yang najis," tambahnya.
Post a Comment