Jakarta - Kalender sudah mengatakan tanggal dua puluhan, email tagihan mulai berdatangan, aneka biaya langganan dan cicilan, hingga uang sekolah anak, semua minta bayaran. Cek rekening isinya cuma ratus ribuan.
Keringat cuek mulai bercucuran, degup jantung berkejaran, membayangkan alangkah sulitnya kehidupan. Mendadak telepon berdering, menambah tegang dan pusing. Ternyata lagi-lagi pemberitahuan tagihan.
Tuhan, apa yang harus kulakukan? Ngutang sama teman? Yang kemarin saja belum selesai pelunasan. Tak masuk akal, padahal pendapatan sudah naik berkali-kali. Tapi kenapa selalu begini, terulang kembali. Sungguh mematikan, inikah kutukan tagihan di final bulan?
Tenang, mungkin anda tidak sendiri. Banyak orang yang mencicipi hal yang sama dengan yang anda rasakan. Bahkan mungkin termasuk saya di masa lalu. Kita dan kebanyakan orang lainnya harus berakrobat untuk bertahan dari tanggal pemasukan ke tanggal pemasukan berikutnya.
Mungkin buat yang belum pernah mengalami hal ini akan berpendapat, ah ini kan alasannya penghasilannya kecil. Tapi anehnya situasi ini bukan hanya buat yang pendapatannya kecil kok.
Mereka yang pendapatan bulanannya di angka belasan, puluhan, bahkan hingga ratusan juta pun sanggup terjebak dalam situasi ini. Ah lumayan, banyak teman. Hehehe...
Kalau sudah terlanjur, solusi pendek tanpa repot yang diambil biasanya yakni ngutang saja, atau bahasa kerennya kredit. Semua sanggup memberi utang.
Bahkan jikalau sahabat kanan-kiri sudah habis duit dan ogah ngutangin lagi kita tetap sanggup santai jaya. Karena selalu ada banyak jalan menuju Senayan kawan.
Tinggal pilih mulai dari kasbon, gesek kartu kredit, utang koperasi, KTA bank, SMS rentenir, gadai ke mafia, fintech lintah darat, dan lain-lain. Apalagi jaman kini enggak perlu pakai ribet-ribet. Tinggal ambil hape, unduh aplikasi, jepret foto ktp sama npwp, unggah, terus cair deh.
Sesaat lezat dan seketika lega. Tapi sialnya di sinilah awal mula penderitaan tak berujung. Karena bulan depan kutukan tagihan final bulan akan tiba lagi. Tapi serunya kini mereka ngajak teman-temannya, yaitu tagihan-tagihan utang baru. Hore!!
Tunggu sebentar, bukan berarti saya anti utang lho ya. Tidak sanggup dipungkiri kadang kala dalam kehidupan ada saja situasi yang menciptakan kita tidak sanggup menghindari ngutang. Tapi apakah lezat menentukan utang sebagai jalur utama penyelesaian segala problem keuangan.
Sepertinya dikejar utang tidak akan sanggup seenak bobok-bobok siang. Karena satu hal yang pasti, utang itu tagihannya niscaya ada, tapi apa yang dipakai untuk bayar belum tentu ada.
Tapi sebenarnya, jikalau kita pikirkan baik-baik utang itu tidak jelek lho, yang jelek itu yang ngutang tidak bayar-bayar. Apalagi sudah utang pas ditagih tiba-tiba amnesia, lenyap menyerupai ninja, atau malah jadi lebih galak dari yang menagih.
Untung kita tidak menyerupai itu. Kita termasuk anak rajin dan soleh yang selalu bayar utang sempurna waktu walau kadang cuma sanggup bayar batas minimal saja.
Selain ngutang, solusi lain yang mungkin pernah kita lakukan yakni nambah penghasilan. Entah lewat jalur buka bisnis, nambah sampingan, atau cari sabetan. Sambil berdoa jangan hingga terpengaruhi bisikan setan dan tetap di jalan halal. Namanya perjuangan kadang ada yang berhasil hingga sanggup juta-jutaan. Kadang ada pula yang gulung tikar habis pula juta-jutaan.
Yang berhasil akan senang bukan kepalang alasannya kini penghasilan bertambah banyak jauh di atas pengeluaran. Tapi seringkali kebahagiaan itu tidak berlangsung selama dan sepanjang seri sinetron tukang bubur naik haji. Cepat atau lambat tapi pasti, volume pengeluaran-pengeluaran lagi-lagi mendekati kapasitas penghasilan.
Tentu saja anda yang berjiwa pantang mengalah tidak akan membisu saja. Anda akan kembali lagi berjuang meningkatkan penghasilan. Setelah berhasil anda tentu kembali senang lagi. Tapi biasanya tidak usang kemudian pengeluaran-pengeluaran gres mulai mengejar lagi. Terus berlangsung kejar mengejar hingga kemudian salah satu mengalah dan kalah. Persis adegan puncak film Bollywood.
Baca juga: Lebih Untung Mana, SBR atau Deposito? (1) |
Semakin seru kan bahasanya? Pembahasan menyerupai ini sanggup anda temui dan dapatkan di workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari perihal bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari perihal Reksadana. Ada juga workshop khusus perihal Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda sanggup mencar ilmu perihal perencanaan keuangan komplit, bahkan sanggup jadi konsultannya dengan akta Internasional sanggup ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya sanggup dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda sanggup diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Dalam artikel sambungan berikut akan dibahas dua faktor utama dalam keuangan. Apakah itu? Simak pembahasan di artikel berikutnya.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari kawan yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.
Post a Comment