Semarang - Jika dulu waktu Sekolah Menengah Pertama sang ayah menuruti membelikan gitar, mungkin Oox tidak pernah mencar ilmu menciptakan gitar untuk pertama kalinya. Ya, begitulah awal mula Joko Santoso atau yang erat dikenal Oox mengenal proses produksi gitar.
"Dulu asal aja, yang penting saya harus punya gitar. Perlahan dan hingga kini pun, saya terus mencar ilmu menciptakan gitar berkualitas," ujar Oox ketika ditemui detikFinance, Rabu (30/1/2019).
Oox semakin fokus membangun perjuangan produksi gitar sehabis ia terkena PHK dari sebuah perusahaan swasta di Kabupaten Semarang 2009 silam. Sejak ketika itu, ia menentukan berhenti mencari pekerjaan lagi dan membangun perjuangan produksi gitar.
Di workshop yang berada di kompleks UMKM Gua Maria Kerep, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Oox setiap hari memproduksi gitar. Dalam sebulan Oox bisa memproduksi 7 hingga 10 gitar. Pada tahapan pengerjaan, ia dibantu dua orang karyawan harian dan dua orang borongan.
Sejatinya Oox ingin menambah tenaga kerja, lantaran pesanan gitar pada tiga tahun belakangan seringkali menciptakan ia kewalahan. Namun ia selalu gagal mencari rekan kerja untuk berkarya bersama di workshop miliknya.
"Susah mencari yang mau mencar ilmu dan merasakan. Kalau soal teknis semacam menggergaji, mengecat atau mengampelas itu praktis dipelajari. Namun soal mencicipi dan memahami abjad bunyi gitar itu yang susah," tegas Oox.
Omset Oox dalam sebulan rata-rata sebesar Rp 25 juta. Secara rinci, Oox memberikan harga gitar yang ia buat di antara Rp 3-8 juta. Semua proses penjualan ia lakukan melalui media umum Facebook dan Instagram berjulukan Oox Guitarmaker.
"Harga gitar itu berbeda-beda, bergantung spare part dan material kayu yang digunakan. Kalau semua import ya niscaya jatuhnya mahal, padahal belum tentu import itu lebih elok ketimbang lokal," ujar Oox.
Foto: Aji Kusuma/detikcom |
Oox percaya, kayu lokal, bahkan yang tumbuh di Kabupaten Semarang kalau diteliti kadang mempunyai karakteristik kayu berkualitas baik. Tak jarang Oox pergi memburu kayu untuk ia jadikan materi baku.
"Saya sering pergi ke tempat pelosok Kabupaten Semarang untuk mencari kayu. Kalau baik ya niscaya saya beli, paling banyak mahoni kalau disini," terang Oox.
Salah satu gitar unik karya Oox, kini dimiliki Fildan, selebritis jebolan ajang pencarian talenta penyanyi dangdut di sebuah televisi nasional.
"Gitar akrilik yang di dalamnya berisi air itu kini digunakan Mas Fildan kemana-mana. Ada dua gitar akrilik, satunya lagi dibeli Pak Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo," ujar Oox.
Soal pelayanan Oox selalu memberi garansi pada setiap produknya. Ia berharap kualitas barang terjaga hingga hingga ke tangan pemesan.
"Jika terjadi sesuatu pada gitar dalam proses pengiriman atau tidak sesuai pesanan, kami siap mendapatkan komplain dan membenahi semoga maksimal. Tidak ada biaya tambahan, hanya ongkir saja mungkin yang dibebankan kepada konsumen," terang Oox.
Saat ini Oox selain sedang menuntaskan gitar pesanan dari banyak sekali daerah. Ia juga sedang menuntaskan gitar pesanan dua gitaris pujian Indonesia.
"Ada dua pesanan Istimewa dari Balawan dan Stevy Item. Kalau dari Balawan juga sudah beberapa kali mengirim untuk sekolah musiknya, tetapi kini lagi proses pembuatan gitar pribadinya," ungkap Oox.
Sebagai seorang kreator, Oox ingin sekali mematenkan karya gitarnya. Oleh lantaran itu semenjak tahun kemudian ia mengurus proses registrasi HAKI untuk label produknya.
"Ya biar besar hati Mas, produk Ambarawa resmi diakui di mata hukum. Dan kalau nanti berkembang, semakin memudahkan kami untuk melangkah. Namun ya harus sabar, dikarenakan telah setahun ini belum ada kabar lagi terkait proses HAKI yang kami ajukan, semoga segera, biar saya juga bisa semakin profesional," tandas Oox.
Promosikan bisnis kamu, detik ini juga di adsmart.detik.com
Post a Comment