Bandung - Siapa sangka bisnis cendol tidak menguntungkan? Di tangan Danu Sofwan pemilik perjuangan Raja Cendol yang merupakan laki-laki kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat cendol yang merupakan minuman tradisional dapat naik kelas.
Dari kegigihannya itu, Danu sekarang sukses berbisnis cendol dan mempunyai ratusan outlet di seluruh Indonesia. Menurut Danu, mengapa cendol yang ia pilih, alasannya yakni cendol makanan tradisional yang tidak disukai oleh anak muda.
"Kenapa cendol? Karena enggak dapat dipungkiri pangsa pasar indonesia tergerus oleh produk luar negeri," kata Danu dalam program Islamic Nexgen Fest 2019 di Universitas Telkom University, Minggu (27/1/2019).
Berawal dari itu, Danu berpikir dan mencari informasi soal makanan tradisional Indonesia. Dirinya mendapat dua minuman terlezat di dunia dua di antaranya ada di Indonesia yaotu cendol dan es kelapa. Akhirnya, cendol yang pilih untuk bisnis awalnya.
"Akhirnya cari mnuman tradisional cendol di internet. Ternyata cendol masuk minuman terlezat di dunia, satu cendol, kedua kelapan," ungkapnya.
Ada cara khusus bagi Danu supaya cendol dapat dicintai anak muda Indonesia. Berbagai cara ia lakukan supaya cendol naik kelas menjadi makanan yang tidak kalah dengan makanan di luar negeri.
"Saya pikir lagi bagaimana cendol dapat dilirik. Saya buat modifikasi. Packing nya saya buat baru, tampilan menunya saya buat supaya anak muda nya suka. Akhirnya singkat dongeng kita pakai sajian yang nyeleneh dan gampang diingat," jelasnya.
Nama menunya, unik-unik itu di antaranya Tramisu pake Cendol Beh Dong (Cendol Bolong), Original, Barbie Doll (Strawberry Cendol), Si Queen Doll (Isi Silver Queen Cendol), Si Bulat Oreo Cendol (Si Bondol), Isi Tobleron Cendol (Si Bondol), Isi Astor Cendol (Si Astor Cendol), Keju En Cendol (Kejandol), Alpukat Cendol (Apundol) dan masih banyak lagi.
"Nama menunya Cendol Bolong, Kece Parah dan Digondol Satpol. Pertama kali orang melihat prodak kita di sosial media mereka udah ketawa dulu (karena nama menu)," tambahnya.
Danu sudah mencicipi pahit getirnya membangun usah cendol miliknya. Bisnisnya itu, dimulai dari 0 semenjak dua tahun kemudian pada tahun 2014.
"Saya bangkit dari 0, ayah gulung tikar hingga meninggal dunia dan tidak meninggalkan apa-apa, saya menjadi tulang punggung keluarga," ujarnya.
Ia menuturkan, banyak yang bilang modal bukan halangan untuk memulai usaha, menurutnya kapasitas yang ada divdiri kita, sobat dan jaringan yakni modal utama.
"Dulu untuk satu outlet butuh uang Rp 5 juta, sedangkan saya hanya ada Rp 200 ribu. Pelan-pelan, saya jualan kaos kaki, gimana caranya supaya dapat Rp 5 juta. Akhirnya terkumpul buat DP dan lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan, sekarang bisnisnya terus maju. Dari satu outlate yang ia dirikan sekarang ia mempunyai 800 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. "Sekarang ada 800 outlet di Indonesia dan ada juga di Hong Kong. Insya Allah ke depannya akan bertambah" pungkasnya.
Post a Comment