Jakarta - Bukan Goenawan Mohamad namanya jikalau tidak berhasil menuliskan kisah naskah pertunjukan dengan ciamik. Bersama Endo Suanda yang juga menjadi sutradara, naskah pertunjukan dari novel besar era ke-17 'Don Quijote' ditulis mereka dengan lebih 'rasa' Indonesia.
"Dalam novel kan aksara utamanya ialah orang yang berkhayal. Namun isi naskah pertunjukan kami sangat meng-Indonesia sekali. Kami sengaja mengakibatkan ke-Indonesia-an di dalam kisah 'Den Kisot'," ujar Endo Suanda saat diwawancarai di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan.
Baca juga: 'Den Kisot' dari Tanah Pasundan |
Ia bersama laki-laki yang erat disapa GM itu tidak mengambil alur kisah semuanya dari novel. Keduanya melaksanakan penyederhanaan dan tidak terlalu berbelit-belit.
"Itu kan aksara wayang, jadi ada alur linier, tapi isinya tidak verbal. Antara ekspresi dan logic, antara non ekspresi dan ilogic, serta fantasi bercampur jadi satu di situ," kata laki-laki yang juga seorang etnomusikologi tersebut.
Dalam naskah, kisah 'Den Kisot' juga memasukkan unsur komedi khas Indonesia. Ada adegan-adegan yang penuh guyonan Tanah Air. Dalang pun memegang peranan penting, dengan 75 persen alur kisah dimainkan dalang.
Narator pun sengaja dihadirkan sebagai penyambung cerita. Dalam lakon, narator juga berfungsi sebagai pemain film bahkan turut bermain menjadi karakter.
"Dalang juga menjadi aktor, fisiknya beliau ialah orang yang menceritakan tapi juga berperan sebagai tokoh atau berinteraksi dengan wayang," pungkasnya.
Simak Video "Melihat Patung Mini Unik di Galeri Salihara"
[Gambas:Video 20detik]
Post a Comment