0 Comment
Potret udara DKI Jakarta. Foto: Rifkianto Nugroho Potret udara DKI Jakarta. Foto: Rifkianto Nugroho

Jakarta - Beberapa waktu lalu, situs penyedia peta polusi udara online, AirVisual menunjukkan bahwa Jakarta mempunyai tingkat kualitas udara yang buruk. Polusi di ibu kota ini selalu menjadi perhatian banyak kalangan.

Polusi yang cukup tinggi selalu dikaitkan menjadi penyebab banyak sekali macam persoalan kesehatan, dan salah satunya kanker. Namun Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM menyampaikan bahwa polusi tidak berkaitan pribadi dengan penyebab kanker.

"Polusi udara di sebuah kota itu tidak bekerjasama dengan kanker, lebih bekerjasama dengan pernapasan, apa yang disebut dengan PPOM (penyakit paru obstruktif menahun), asma lebih berat. Kanker nggak terlalu (dipengaruhi) jikalau polusi udara ya," ungkapnya ketika ditemui di tempat Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019).



Daripada polusi, berdasarkan Prof Aru, 90 persen penyebab kanker yakni lingkungan yang termasuk gaya hidup, kebiasaan, dan pajanan karsinogenik di dalamnya. Gaya hidup yang tidak sehat, kebiasaan mengonsumsi masakan tidak sehat, sampai tidak melaksanakan olahraga rutin disebutnya dapat memicu kanker.

"Kamu makan bakso kan? Baksonya nggak akan hidup jikalau tidak pakai pengawet. Dua hari juga sudah rusak. Kaprikornus yang kita harus lakukan pendidikan terhadap masyarakat," lanjutnya.

Selain kuat pada sistem pernapasan, paparan polusi udara juga dapat meningkatkan kerentanan badan terhadap paparan virus, salah satunya TBC (tuberkulosis). Ketika sistem kekebalan badan melemah, virus akan gampang masuk dan menyebabkan badan menjadi drop. Kerentanan ini menciptakan abuh TB dapat menular dan masuk ke badan tanpa kita sadari.



Simak Video "Cara Natasha Rizky Lindungi Keluarga dari Polusi"
[Gambas:Video 20detik]

Post a Comment

 
Top