0 Comment
Foto: Budi SugihartoFoto: Budi Sugiharto

Jakarta - Pelaku bisnis biro perjalanan wisata mengaku babak belur soal penghasilannya di final tahun. Padahal biasanya rejeki nomplok mereka terjadi di penghujung tahun yang merupakan ekspresi dominan puncak liburan.

Ketua Umum Associaton of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar menjelaskan, pendapatan mereka turun alasannya ialah petaka yang terjadi, di mana baru-baru ini menerjang daerah Selat Sunda.

"Kalau tahun ini kita lihat memang stuck dan (pendapatan) kami malah menurun, alasannya ialah dengan kondisi alam pendapatan kita jauh menurun," katanya ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (30/12/2018).

Biasanya, pendapatan biro perjalanan wisata sanggup naik 5-10% di final tahun.


"Pendapatan kita biasanya tetap di atas 5-10% kenaikannya, rata rata begitu. Tapi dengan kondisi begini, pendapatan kita jauh berkurang alasannya ialah lebih banyak mereka tidak memakai biro perjalanan," jelasnya.

"(Kenaikan pendapatan di tahun ini), distributor agen (perjalanan wisata) sanggup 1-2%, mau hidup pakai apa?," lanjutnya.

Dia mengaku bisnisnya babak belur alasannya ialah petaka yang terjadi, ditambah mahalnya harga tiket pesawat. Itu menciptakan wisatawan berpikir berkali-kali untuk melaksanakan perjalanan.

"Sehingga bila ditanya pendapatan kami di tahun ini boleh dikatakan babak belur," tambahnya.

Post a Comment

 
Top