0 Comment
Foto: Dok. InalumFoto: Dok. Inalum

Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum terus berupaya berkontribusi untuk membangun negeri. Inalum juga terus mengejar proses hilirisasi yang juga merupakan proyek strategis nasional.

Misalnya di Sumatera Utara Inalum berkontribusi kepada masyarakat sekitar melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta corporate social responsibility (CSR) dengan anggaran yang telah disalurkan sebesar Rp 29 miliar.

Dalam 43 tahun perjalanannya semenjak didirikan pada 6 Januari 1976, Inalum telah bertransformasi dari perusahaan yang dikuasai oleh konsorsium Jepang menjadi BUMN pada 19 Desember 2013, dan ditunjuk menjadi Holding Industri Pertambangan pada 27 November 2017.

Inalum yang dikala ini menaungi PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia telah berhasil memproduksi produk turunan aluminium berupa billet dan foundry alloy, melaksanakan uji coba proyek optimalisasi dan upgrading tungku peleburan, dan finalisasi studi kelayakan untuk pengembangan smelter baru.

Inalum diberikan mandat meningkatkan kepemilikan Indonesia di PTFI dari 9,32% menjadi 51%. Hal itu menciptakan Inalum sebagai perusahaan yang mempunyai bisnis tambang aluminium, juga didaulat menjadi pengonsolidasi kinerja dari seluruh perusahaan tambang negara.

"Mengontrol konsesi mineral dalam negeri yaitu tahap awal semoga Inalum menguasai pasar global, termasuk mengambil alih beberapa konsesi tambang strategis," ungkap Pengamat Tambang Ferdi Hasiman dalam keterangan tertulis, Senin (7/1/2019).


Selain itu Inalum juga telah melaksanakan perluasan pelabuhan, pabrik Calcined Petroleum Coke (CPC) bekerja sama dengan Pertamina, pabrik Slab Sheet dan Wire rod, serta Proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, Kalimantan Barat. Seluruh proyek tersebut menunjukkan kemajuan yang positif.

Sementara itu untuk mencapai sasaran produksi 1 juta ton aluminium pada 2025, Inalum juga berencana untuk melaksanakan perluasan pengembangan klaster aluminium di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), tepatnya di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning.

Untuk merealisasikan perluasan tersebut, Inalum bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah menandatangani nota kesepahaman tentang persiapan Proyek Pengembangan Klaster Aluminium.

Pada 2018 Inalum operasional (non-Holding) (unaudited) telah membukukan keuntungan higienis sekitar US$ 78 juta. Keuntungan ini diikuti dengan peningkatan donasi perusahaan terhadap kemajuan dan kemaslahatan masyarakat sekitar. Hal ini sanggup dilihat dari realisasi dana PKBL dan CSR yang telah disalurkan pada 2018 sebesar Rp 29 miliar.

Dari sisi produksi, water level Danau Toba berangsur membaik sampai level 903,84 mdpl dikala ini. Di sisi tungku rata-rata tungku beroperasi sebanyak 487 tungku sehingga sanggup memproduksi aluminium pada 2018 sebanyak sekitar 242 ribu ton, serta menjual aluminium ingot, billet, dan foundry alloy sebanyak sekitar 246 ribu ton.

Sebagai wujud faktual kepeduliannya terhadap masyarakat, pada 2018 jadwal rutin menyerupai pengobatan gratis, perbaikan sarana ibadah, pembuatan sumur bor, pembuatan posyandu, pertolongan meubelier dan sarana pendidikan untuk sekolah-sekolah di sekitar perusahaan masih tetap terus dijalankan.


Dukungan Inalum terhadap cowok juga ditunjukkan dengan telah dilaksanakannya training sekuriti untuk 20 cowok dan turnamen bola voli cowok di sekitar perusahaan pada 2018.

Selain itu sebagai dukungan Inalum terhadap industri kreatif di sekitar Perusahaan, Inalum juga telah melaksanakan training kepada kawan binaan dan pembuatan produk kerajinan kulit.

Dari sisi pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), Inalum melalui Program Kemitraan, pada 2018 kembali menyalurkan dana pinjaman untuk 43 UKM di sekitar pabrik peleburan dan PLTA.

Lebih lanjut, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitar jaringan transmisi Inalum, pertolongan peralatan pertanian dan pertolongan kebijaksanaan daya buah naga untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat petani, di beberapa desa sepanjang jaringan transmisi tersebut telah disalurkan oleh Inalum.

Dalam rangka pelestarian alam, Inalum bersama dengan PT Inhutani IV (Persero) dan LSM melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon sebanyak 450 hektare lahan kritis di sekitar Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba.


Dalam perayaan hari besar keagamaan pada 2018, Inalum juga telah menyalurkan sembako gratis pada Bulan Ramadhan sebanyak 5.000 paket di 10 kabupaten/kota dan tiga wilayah pengembangan Inalum.

Safari Ramadhan ke beberapa masjid diikuti safari Natal ke gereja-gereja di sekitar perusahaan, buka puasa bersama antara Inalum dengan pemangku kepentingan di sekitar perusahaan, dan lain-lain juga terus dilaksanakan oleh Inalum.

Inalum juga turut serta dalam meringankan beban korban petaka dengan menjadi salah satu BUMN koordinator yang berpartisipasi terhadap petaka yang terjadi di Sumatera Utara dan sekitarnya.

Misalnya tragedi erupsi Gunung Sinabung, banjir bandang dan longsor di Aceh Tenggara, dan banjir bandang di Solok, Sumatera Barat, pertolongan kebakaran dan angin puting beliung di Kabupaten Batu Bara, serta pertolongan gempa di Palu, Donggala, dan Lombok.

Post a Comment

 
Top