0 Comment
Foto: Grandyos ZafnaFoto: Grandyos Zafna

Jakarta - Brodo mungkin menjadi salah satu brand sepatu yang tidak abnormal di telinga. Sepatu tersebut kini menjadi idola anak muda alasannya merknya yang telah mendunia.

Siapa sangka, Brodo lahir alasannya tidak sengaja. Brodo lahir sekitar 6 tahun kemudian dan berawal alasannya duduk kasus ukuran sepatu.

Sang pendiri, Muhammad Yukka Harlanda mengaku dirinya punya ukuran kaki yang besar. Sehingga, ia kesulitan mencari sepatu yang pas sesuai kakinya.

Sepatu yang sesuai dengan kakinya jarang sekali didapatkan di dalam negeri alias kebanyakan dari luar negeri atau impor.


"Pemicunya waktu kesusahan cari sepatu. Ukuran (sepatu) saya tidak kecil, 46," kata beliau Outlook Perekonomian Indonesia 2019 di Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Karena kasus ukuran sepatu tersebut balasannya Yukka menciptakan produk sendiri. Sehingga, ia sanggup memenuhi kebutuhan sepatu sesuai dengan kakinya.

Alasan Yukka membangun Brodo bukan itu saja. Berdasarkan pengalamannya, beliau menemui sepatu buatan Indonesia justru dijual luar negeri. Sepatu tersebut bermerk populer dan dijual dengan harga yang mahal.

Hal itu menciptakan Yukka sedih, yang balasannya juga memunculkan inspirasi untuk membangun produk sendiri yakni Brodo.

"Triger selanjutnya yakni waktu bikin Air Jordan 3 yang gres muncul di Chicago, yang harganya mahal banget, waktu lihat made in Indonesia, antara sakit hati, menarik dan balasannya terpikirlah kreativitas," ujarnya.


Menurutnya, membangun produk sepatu sendiri tidak sulit. Apalagi, Indonesia mempunyai cukup sumber daya untuk membuatkan sepatu. Yukka pun sanggup menggandeng mitra-mitra lokal untuk membangun brand sendiri.

"Industri infrastruktur sudah ada semua, yang memproduksi sepatu tekstil ada semua di Bandung, kita sanggup start kita manfaatin teknologi yang behavior yang berubah," ujarnya.

Yukka mengaku, perkembangan bisnisnya tak lepas dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi itu mengubah sikap masyarakat.

Mulanya, banyak anak muda pergi ke sentra perbelanjaan untuk membeli sepatu. Kemudian, belum dewasa muda ini berbelanja lewat online.

"Kita manfaatin teknologi, dari sisi internet, distribusi, dan market yang berubah. Waktu mulai, yang tadinya anak muda ke mal kini beralih. Kita manfaatin di situ dan investasi besar-besaran," lanjutnya.

Brodo kemudian semakin usang semakin berkembang dan menjadi sebuah produk yang mendunia.

Besarnya Brodo balasannya menciptakan Yukka mengambil keputusan yakni melepas mimpinya sebagai insinyur dan terjun ke bisnis sepatu.

"Saya tinggalkan mimpi saya menjadi insinyur dan masuk industri," tutupnya.

Post a Comment

 
Top