0 Comment
Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko Foto: Rengga Sancaya/detikcomDirektur Utama Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko Foto: Rengga Sancaya/detikcom

Jakarta - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah berupaya membayar polis jatuh tempo produk JS Saving Plan. Solusi pun diberikan kepada nasabah.

Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menyampaikan perkara ini bermula sekitar empat tahun lalu. Produk JS Saving Plan yang merupakan asuransi dibalut investasi mempunyai waktu jatuh tempo.

"Mengenai permasalahan hari ini bahwa di masa kemudian terutama empat tahun terakhir 2013-2014 itu model bisnisnya agak berubah di mana melihat besarnya premi tanpa melihat karakterisktik premi itu sehingga model bisnis kita mengarah, lebih mengarah ke banking product ya yang punya sifat utang," kata Hexana dikala berbincang dengan detikFinance di kantornya, Jakarta Pusat, menyerupai ditulis Senin (7/1/2019).


Hexana menjelaskan, produk tersebut memilki masa lima tahun dan penerima berhak melaksanakan pencairan setiap tahunnya. Bunga yang ditawarkan untuk produk ini juga terbilang jauh lebih tinggi dibandingkan produk investasi lainnya kala itu yang dipatok sampai 10%.

Produk ini kala itu dirilis untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perseroan. Neraca perseroan pun bertambah besar namun andilnya ke perseroan sangat kecil alasannya yakni ada sifat jatuh tempo.

"Ini sama ke balance sheet sangat besar tapi ke profitability sangat kecil. Kaprikornus jikalau aku bicara capital allocation ngapain beli sesuatu yang gede tapi tidak menghasilkan," tutur Hexana.

Hexana pun mensimulasikan produk JS Saving Plan. Digambarkannya seseorang mempunyai uang Rp 100 juta dan ingin menaruhnya di JS Saving Plan dengan tingkat bunga 7%. Di tahun pertama maka pemilik dana menikmati bunga dengan besaran tersebut.

"Dari situ nanti aku akan mendapatkan bunga nett 7%, maka di tahun ke satu akan mendapatkan Rp 107 (juta)," kata Hexana.

Likuiditas yang masuk ke perseroan sayangnya tidak berhasil dikelola dengan baik. Tidak pasnya investasi dengan masa jatuh tempo pembayaran polis menciptakan perseroan harus menunda pembayaran dengan sketsa roll over selama satu tahun dengan proposal bunga 7%

"Ada missmatch. Kaprikornus kita kena risiko market risk turunnya harga sama liquidity risk alasannya yakni tidak likuid tidak sanggup dilikuidasi. Dan itu dipicu oleh missmatch dalam tenor investasi," kata Hexana.


Jumlah nasabah JS Saving Plan sebanyak 17.000 dari total 7 juta penerima Jiwasraya di banyak sekali produk. Sebanyak 17.000 penerima JS Saving Plan juga bunga jatuh temponya dibayarkan, akan tetapi perseroan belum sanggup membayar sepenuhnya atas pokok.

"Jadi bergotong-royong dalam jumlah orang ya sedikit tetapi karakteristik produknya itu punya fitur jatuh tempo ya kan yang harus dibayar kaya produk bank. Kalau yang lainnya kan lebih kepada perlindungan ya, jadi ini lah problemnya di dalam administrasi likuiditasnya pun harusnya berbeda," tutur Hexana.

Post a Comment

 
Top