0 Comment
Foto: Mal Rongsok. Fadhly Fauzi Rachman-detikFinanceFoto: Mal Rongsok. Fadhly Fauzi Rachman-detikFinance

Jakarta - Nurcholis Agi sedang mencatat barang-barang bekas yang habis dibelinya dari sebuah perusahaan, sore itu. Bersama anak buahnya, ia membedah setiap set komputer bekas untuk didata dan dijual kembali. Mulai dari RAM, ROM, serta spesifikasi lainnya dalam komputer Agi catat satu per satu.

Sore itu, Agi memang gres pulang dari daerah industri Jababeka Cikarang dengan membawa puluhan set komputer bekas. Barang-barang itu akan ia jual kembali di Mal Rongsok. Kegiatan Agi ini sudah dilakoninya semenjak 8 tahun kemudian dikala ia mulai membuka Mal Rongsok di daerah Jalan Bungur Raya, Beji, Depok.

Mal Rongsok ini menjadi referensi hidup Agi dan keluarga semenjak 2010 lalu. Dari Mal Rongsok ini pula, kehidupan Agi yang dulu biasa-biasa saja dapat menjadi lebih berarti. Semua itu bukan tanpa alasan, lantaran dari Mal Rongsok ini agi dapat meraup penghasilan hingga Rp 200 juta per bulannya.

Agi pun bercerita bagaimana dirinya dapat membuka Mal Rongsok yang konon dinobatkan sebagai salah satu mal terunik di dunia. Sukses bersama Mal Rongsok, Agi mengaku sudah pernah menjalani aneka macam bidang bisnis sebelumnya. Total, sudah 28 kali ia mencoba macam-macam bisnis selama ini.



"Dulu pertama kali buka bengkel motor. Setelah bengkel motor ramai, saya tutup. Buka bengkel mobil, sehabis ramai ditutup lagi, buka bengkel handphone, buka bengkel tv, buka studio musik, buka warung nasi, terus begitu hingga 28 kali bidang perjuangan dijalanin. Ini kini Mal Rongsok yang ke 28," dongeng Agi kepada detikFinance di lokasi pekan lalu.

Agi sendiri mencoba peruntungan sebagai pengusaha pada 1993, sehabis ia memutuskan untuk berhenti bekerja di sebuah apotek. Agi yang merupakan lulusan Sekolah Menengan Atas ini mencoba peruntungan untuk membuka perjuangan bengkel motor pertama kali. Sampai ia merasa sukses di usahanya itu, Agi kemudian melebarkan sayap dan membuka bisnis-bisnis baru. Begitu seterusnya.

Semua bisnis yang dijalani oleh Agi selama ini diakuinya lantaran perkataan seorang sahabatnya dulu. Ia pun teringat dengan kata-kata sahabatnya itu. "Karena dulu mitra saya bilang, jikalau lu mau jadi orang, harus jago dalam semua keahlian. Apapun itu, dan jago juga dalam teorinya," kata Agi mencontohkan.

Selain bahagia untuk mencoba macam-macam bisnis, ternyata Agi juga punya hobi yang cukup unik, yakni 'nongkrong' di tempat rongsokan semenjak masih muda. Saat ditanya mengapa punya hobi mirip itu, ia pun agak sukar menjawabnya. "Nggak tahu, hobi aja. Suka barang-barang bekas," akunya.

Jadi Juragan Mal Rongsok, Pria Ini Raup Omzet Rp 200 Juta per BulanFoto: Mal Rongsok. Fadhly Fauzi Rachman-detikFinance


Nah dari 'nongkrong' di tempat rongsokan itu lah terbesit inspirasi di kepala Agi untuk dapat membangun tempat rongsokan dengan konsep sentra perbelanjaan modern. "Hobi nongkrong di tempat rongsokan, kemudian nongkrong di mal. Makara jikalau punya duit, mau buka ah mal tapi rongsok. Makara mal rongsok," katanya sambil sedikit tertawa.

Berbekal keahlian dalam memperbaiki barang-barang bekas, Agi memulai bisnis jual-beli barang bekas pada awal 2000-an. Saat itu, nama tokonya yaitu 'Adi Electronic' yang fokus di penjualan barang elektronik bekas.

Seiring waktu berjalan, barang-barang yang ada di toko tersebut menjadi berkali-kali lipat jumlahnya. Agi menuturkan, hal itu terjadi begitu saja tanpa mengeluarkan banyak uang. "Dulu cuma modalnya Rp 100.000 saja. Pakai barang-barang yang pernah diservis, diputar saja terus duitnya, lama-lama kan jadi banyak," kata Agi.

Menurut Agi, bantu-membantu tak sulit untuk membuka bisnis rongsok mirip ini. Dia bilang, modal utama berbisnis barang rongsokan ini cuma satu. "Yang penting berani aja, cuma tinggal beli, trus jual. Modal berani aja. Berani ngutang. He..he," kata Agi.

Selain itu, Agi pun mengaku tak pernah melaksanakan promosi terhadap bisnisnya. Walau begitu, kata Agi, pengunjung selalu tiba ke tokonya saban hari. "Nggak pernah promosi. Yang promosi itu dari stasiun tv saja, berita, jikalau saya nggak pernah promosi. Biarin aja," ungkap Agi.

Bisnis Mal Rongsok ini ternyata tak hanya berhenti pada Agi. Agi mengungkapkan anak sulungnya dikala ini juga membuka Mal Rongsok di daerah Bogor. Bahkan tempatnya lebih besar lantaran berlokasi di gedung bekas sentra perbelanjaan.

Lebih dari itu, Agi menilai bahwa bisnis tak akan tergoda oleh zaman. Sebab menurutnya, bisnis ini mempunyai pasar sendiri yakni orang-orang yang suka mencari atau mengkoleksi barang-barang rongsok atau bekas.

"Jadi ibaratnya kita punya segmentasi sendiri, punya pasar sendiri. Makara jikalau ada yang mau tiba silahkan, jikalau nggak ya sudah," kata Agi.

Kini, Agi telah menuai hasil kerja kerasnya. Meski tidak mau menyebutkan laba tiap bulannya, ia menyampaikan penghasilan dari toko tersebut dapat menghidupi keluarga dan 20 karyawannya. "Tapi bisnis yang ini belum selesai, nanti saya mau buka bisnis ke 29. Pokoknya yang bikin orang dapat ikut saya," katanya sambil tersenyum.

Post a Comment

 
Top