0 Comment
Foto: Trio HamdaniFoto: Trio Hamdani

Jakarta - Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat (Jabar) masih sepi sehabis diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Mei 2018. Bandara terbesar sehabis Soekarno-Hatta itu digadang-gadang jadi pujian warga Jabar.

Menurut Pakar penerbangan Alvin Lie, semenjak awal bandara ini dibangun memang kurang perencanaan dan seni administrasi bisnis.

"Saya tidak menyampaikan salah, tapi lebih sempurna mungkin perencanaan dan seni administrasi bisnisnya kurang matang," kata beliau ketika dihubungi detikFinance, Kamis (10/1/2019).

Dia menilai, bandara hanya gerbang penghubung antar daerah. Jika tempat di akrab Bandara Kertajati tidak ada daya tariknya maka tidak ada yang minat terbang ke bandara tersebut. Pemerintah setempat harus rajin mempromosikan daya tarik yang ada.


"Saya lihat Bandara Kertajati seperti jalan sendiri-sendiri. Pemerintah Daerah kabupaten sekelilingnya juga tidak aktif promosikan daerahnya," sebutnya.

Dalam hal ini, beliau melihat pembangunan Bandara Kertajati tidak memerhatikan aspek bisnisnya.

"Harusnya suatu bandara sebelum dibangun mempelajari aspek bisnisnya. Nanti siapa yang akan gunakan bandara itu, daya tarik apa yang mau ditawarkan," paparnya.


Hal-hal semacam itu harusnya dilakukan jangan sehabis bandara simpulan dibangun, melainkan semenjak pembangunan itu dilakukan.

"Selama proses pembangunan itu proses marketing juga sudah jalan sehingga ketika bandara itu beroperasi banyak maskapai yang gunakan bandara itu. Ini yang saya lihat ini nggak jalan. Selama pembangunan, pembangunan saja, tapi marketingnya nggak jalan," tambahnya.

Post a Comment

 
Top