0 Comment
Foto: dok. FacebookFoto: dok. Facebook

Jakarta -

Anggota Komisi XI dewan perwakilan rakyat Mukhamad Misbakhun menyebut langkah pemerintahan Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wapres Jusuf Kalla (JK) dalam merebut 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan keputusan yang tepat.

Menurut Misbakhun, pemerintahan Presiden Jokowi telah bertindak transparan dalam akuisisi saham PTFI. "Ada akuntabilitas dalam keputusan pemerintah menugaskan Inalum untuk mengakuisisi saham PTFI," kata Misbakhun dalam keterangannya, Jumat (28/12/2018).

Dirinya pun berancang-ancang membendung kalau ada ajuan perihal penggunaan hak angket perihal penyelidikan atas akuisisi saham PTFI oleh Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Legislator Partai Golkar itu meyakini proses akuisisi yang menciptakan Inalum menguasai dominan saham PTFI telah melalui kajian matang dan tak menabrak aturan.


Mengenai Inalum menghadapi keterbatasan dana untuk mengakuisisi saham PTFI sehingga mencari santunan melalui global bond, Misbakhun menganggapnya sebagai proses bisnis yang wajar. Sebab, taktik yang digunakan BUMN peleburan alumunium itu merupakan hal biasa dalam bisnis.

Dia menyebut langkah pemerintah menguasai saham PTFI melalui Inalum merupakan terobosan dan prestasi yang tak semestinya dicurigai. Sebab, keputusan pemerintah menjadi pengendali saham di di PTFI merupakan prestasi luar biasa.

"Jadi proses divestasi ini tidak perlu dicurigai, justru harus dibanggakan sebagai sebuah prestasi. Sebuah pencapaian melalui proses bisnis yang berjalan sangat akuntabel dan terbuka sehingga seluruh rakyat Indonesia mengetahuinya sebagai sebuah prestasi yang luar biasa," kata dia.

Mantan pegawai di Direktorat Jenderal Pajak itu menegaskan, keputusan pemerintahan kabinet kerja menguasai dominan saham PTFI merupakan hal membanggakan. Sebab, Indonesia sekarang tidak hanya menguasai dominan saham PTFI, tetapi juga menjadi pengendali perusahaan pertambangan yang beroperasi di Pegunungan Jayawijaya, Papua itu.

Kalaupun ada kecurigaan dan pertanyaan-pertanyaan di kalangan wakil rakyat soal langkah pemerintah, tutur Misbakhun, tidak selalu harus direspons atau tanggapi dengan penggunaan hak angket. Bahkan, beliau menegaskan, ketika ini tidak ada dilema serius terkait divestasi saham PTFI yang harus diungkap dengan hak angket.

"Karena hak angket di dewan perwakilan rakyat itu sangat sakral. Tapi dalam proses divestasi Freeport tidak ada pertanyaan yang terlalu serius. Tidak ada pertanyaan yang memiliki implikasi politik luar biasa," tegasnya.

Karena itu Misbakhun akan menangkal seruan penggunaan hak angket divestasi saham PTFI yang sekarang telah bergulir di DPR. Dia mengaku punya aneka macam argumen untuk mendukung keputusan pemerintah menugaskan Inalum mengakuisisi dominan saham di PTFI.

"Kalau hingga kemudian ada hak angket digulirkan di DPR, saya akan melawan itu. Usul hak angket itu hanya upaya untuk mencari perhatian politik. Justru sekarang saatnya mengatakan kepada publik bahwa divestasi itu membawa manfaat yang luar biasa dalam rangka menarik penerimaan negara dari penerimaan negara bukan pajak," ujar dia.


Tonton juga video '51% Saham Freeport Lunas, TKN: Memang Ada Kepentingan Politik':

[Gambas:Video 20detik]

Pemerintah Rebut 51% Saham Freeport, Misbakhun: Keputusan Tepat


Post a Comment

 
Top