0 Comment
Foto: Dok. Kementerian PUPRFoto: Dok. Kementerian PUPR

Jakarta - Pembangunan jalan Trans Papua menyerupai ruas Jayapura-Wamena menunjukkan laba bagi warganya. Sebab, Trans Papua menciptakan biaya logistik lebih murah dibanding pengirim barang lewat udara.

Adanya Trans Papua dimanfaatkan warga untuk membuka bisnis persewaan mobil.

"Sudah ada masyarakat berani beli mobil, ia pikir kemarin sewanya rata-rata Rp 20 juta satu kali jalan, ia berhitung 5 kali sebulan sanggup kirim barang, ia sanggup Rp 100 juta. Rata-rata Rp 20 juta satu kali kirim barang ke atas," kata Kepala Balai Pelaksanaan jalan Nasional XVIII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Osman Harianto Marbun kepada detikFinance, Minggu (13/1/2019).

Dia mengatakan, dengan pendapatan Rp 20 juta sekali jalan, warga berharap sanggup balik modal selama 4 bulan.


Namun, Trans Papua ruas Jayapura-Wamena memang belum rampung seluruhnya. Dari 575 km jalan yang sudah tembus, 230 km nya masih berupa jalan dan kerikil.

Beberapa titik di ruas jalan 230 km ini rawan rusak sehingga sebetulnya belum sanggup dipakai. Tapi, menimbang antusiasme masyarakat maka jalan itu dibuka seminggu sekali.

"Mereka beli kendaraan beroda empat menyerupai Hilux ia berhitung 4 bulan lunas, kini dengan nunggu 6 hari, perhitungannya jadi meleset, makanya teriak ini sekarang," ungkapnya.



"Kita belum berharap mereka harus lewat alasannya yakni harus selesaikan dulu, tahun ini juga penurunan grade yang masih tinggi," sambungnya.

Sebagai tambahan, Trans Papua ruas Jayapura-Wamena membuka keterisolasian 8 kabupaten yakni Kabupaten Yalimo, Jayawijaya, Membramo Tengah, Tolikara, Puncak Jaya, Puncak,

Post a Comment

 
Top