Lhokseumawe - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Lhokseumawe merilis perkembangan pemikiran uang rupiah tahun 2019. Sepanjang Januari, uang masuk (Inflow) di Kota Lhokseumawe mencapai Rp 332,91 miliar sementara uang keluar (Outflow) sebesar Rp 8,04 miliar.
Data ini menjelaskan bahwa lebih tingginya Inflow dibandingkan Outflow sampai menjadikan Net-inflow sebesar Rp324,86 miliar.
"Sepanjang Januari 2019, arus uang masuk lebih tinggi dibanding arus uang keluar. Hal ini disebabkan oleh arus balik uang dari masyarakat pasca liburan final tahun. Kondisi tersebut sesuai dengan contoh arus uang keluar/masuk tahunan KPw-BI Lhokseumawe dalam beberapa tahun terakhir," kata Kepala KPw-BI Lhokseumawe, Yufrizal dalam keterangannya, Selasa (5/2/2019).
Selain di Kota Lhokseumawe, kegiatan Outflow/Inflow uang rupiah juga dilakukan melalui Kas Titipan Bank Indonesia di Takengon, Aceh Tengah yang masih masuk dalam wilayah kerja KPw-BI Lhokseumawe.
"Arus uang di Kas Titipan Takengon juga mengalami Net-Inflow sebesar Rp91,65 miliar lantaran Outflow sebesar Rp0,17 miliar lebih rendah dari Inflow sebesar Rp91,83 miliar," sebut Yufrizal.
Selain arus uang masuk, Yufrizal juga menyebutkan sepanjang tahun 2018, pada Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) berizin di wilayah kerja KPw-BI Lhokseumawe tercatat mata uang Ringgit Malaysia (MYR) paling sering dilakukan transaksi oleh warga. Nilai transaksi penjualannya mencapai Rp2,5 miliar dan transaksi pembeliannya sebesar Rp2,02 miliar.
"Terdapat 8 Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) berizin diwilayah kerja KPw-BI Lhokseumawe. Dalam KUPVA BB itu tercatat yang paling sering dilakukan transaksi ialah mata uang Ringgit Malaysia (MYR). Tingginya transaksi MYR didorong oleh tingginya acara masyarakat ke Malaysia dalam rangka berlibur, pengobatan, serta penukaran uang dari pekerja migrant," pungkas Yufrizal.
Post a Comment