Jakarta - Tahun gres biasanya dihubungkan dengan peruntungan alias cuan berdasarkan kalender China. Nah, berdasarkan kalender China, 2019 ialah tahun babi tanah.
Pakar fengsui Suhu Yo menyampaikan di tahun babi tanah ada bisnis yang moncer, dan ada pula yang tersendat. Menurutnya bisnis berbasis online bakal meraup cuan selama 2019.
"Itu laku semua. Seperti orang jual sepatu saja laku pakai online. Pegawai saya beli sepatu online semua," ujar Suhu Yo, dalam wawancara khusus dengan detikcom, di kantornya, daerah Pancoran Glodok, Jakarta, Jumat (28/12/2018).
Alasannya sederhana, alasannya ialah Indonesia rakyatnya banyak sehingga apapun yang diproduksi niscaya bakal dibeli.
"Di sini kita melihat Indonesia tidak jatuh menyerupai soviet, Brasil krisisnya Indonesia, kenapa? Karena rakyatnya banyak. Makara apa yang diproduksikan itu niscaya laku. Contohnya tanam padi, itu niscaya laku. Seperti saya jual herbal, saya tanam pohon bikin pabrik herbal. Itu laku. Nggak pernah ada krisis," tutur suhu Yo.
Sedangkan bisnis yang bakal tersendat ialah sektor properti. Menurut suhu Yo di 2019 unsur tanah itu sulit sehingga bisnis jual-beli properti diprediksi tersendat.
"Dagang-dagang properti nggak ada yang bagus. Dagang tanah nggak ada yang bagus. Memang dikala ini saya berkecimpung di properti, banyak orang ingin jual tanah dengan harga di bawah NJOP. Saking butuhnya uang, saking tidak tercover sama Bank. Kredit dari Bank kan diperketat," kata Yo.
Rupiah anjlok
Salah satu pemicu bisnis properti bakal tersendat alasannya ialah situasi politik jelang pilpres di April 2019.
"Apalagi bulan keempat pemilu ini, itu semua orang sudah mulai ketakutan. Mereka tidak mau investasi properti, tidak mau simpan uang di bank. Mereka pegang bank note, pegang dolar. Sehingga dollar makin melambung, emas juga makin melambung. Emas dan dolar akan meningkat tinggi," tutur Yo.
Bahkan, alasannya ialah situasi politik jelang pilpres, Suhu Yo memprediksi dolar AS akan tembus Rp 16.000, bahkan dapat tembus Rp 17.000. Dia mengklaim prediksinya tak pernah meleset alasannya ialah tahun kemudian beliau memprediksi dolar AS tembus Rp 15.000 di 2018, dan ternyata terjadi.
"Sekarang dapat Rp 17.000, dolar. Iya rupiah akan ambruk, mudah-mudahan jangan hingga 17.000. Kalau hingga tidak dijaga 17.000 masuk ini. Tapi seandainya 16.000 juga masih masuk. Karena pelemahan itu banyak orang semua tarik uang. Makara yang terjadi keuangan Indonesia dolar makin meningkat, rupiah makin melemah," kata Yo.
Selain soal bisnis dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, suhu Yo juga mengulas seputar pekerjaan yang bakal bersinar dan shio yang akan meraih laba di 2019 nanti. Penasaran dengan prediksi bisnis di 2019, saksikan blak-blakan pakar fengsui, suhu Yo di detikcom, Selasa (1/1/2019) pukul 13.00.
Post a Comment