0 Comment
Foto: Shutterstock Foto: Shutterstock

Jakarta - Data Air Quality Index Jakarta Senin (5/8) sempat memperlihatkan kualitas udara yang lebih baik pasca padam listrik massal se-Jabodetabek Minggu (4/8). Apakah membaiknya kualitas udara Jakarta memang akhir listrik padam itu?

Kepala Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menyampaikan kedua hal itu mungkin terkait. Meski demikian, kajian lebih lanjut dibutuhkan untuk mendapat kesimpulan yang tepat.

Sementara itu pengkampanye energi dan perkotaan Walhi Dwi Sawung menyampaikan setidaknya ada tiga faktor yang diduga mempengaruhi kondisi itu. Tiga faktor itu yakni kegiatan orang, kegiatan industrial dan angin puting-beliung pada hari itu.

Sayangnya menurut data AirVisual pukul 06.00 WIB, Rabu (7/8), Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di 145. Kualitas udara Jakarta hari ini dinyatakan tidak sehat untuk kelompok sensitif. Jakarta berada di urutan ketiga kota paling berpolusi sedunia.


Polusi udara yang tak kunjung membaik ini sanggup membuat radikal bebas yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Radikal bebas merupakan zat berbahaya yang sangat reaktif dan bersifat merusak jaringan dan organ badan manusia.

Medical Manager Consumer Health Division PT Kalbe Farma, dr Helmin Agustina Silalahi, mengungkapkan radikal bebas sanggup berasal dari lingkungan sekitar ibarat polusi, alkohol, asap tembakau, logam berat, logam transisi, pelarut industri, pestisida, obat-obatan tertentu ibarat halotan, parasetamol, dan radiasi.

"Ketika kelebihan radikal bebas tidak sanggup dihancurkan, akumulasinya dalam badan menghasilkan fenomena yang disebut stres oksidatif. Proses ini memainkan tugas utama dalam perkembangan penyakit kronis dan degeneratif," ungkap dr Helmin kepada detikHealth, Rabu (7/8/2019).

Ia menyampaikan ada cara yang sanggup dilakukan untuk menangkal radikal bebas, yaitu memakai antioksidan. Antioksidan yakni molekul yang cukup stabil untuk menyumbangkan elektron ke radikal bebas dan menetralisirnya sehingga mengurangi kapasitasnya untuk merusak.

"Antioksidan ini menunda atau menghambat kerusakan sel terutama melalui sifat penangkalan radikal bebasnya," ungkapnya.

Ada beberapa vitamin yang mengandung antioksidan antara lain vitamin A, C, dan E. dr Helmin menyebutkan ada dua prosedur antioksidan. Pertama, antioksidan menyumbangkan sebuah elektron ke radikal bebas dan yang kedua antioksidan dipakai untuk penghilangan ROS.

"Antioksidan sanggup memperlihatkan efeknya pada sistem biologis dengan prosedur yang berbeda termasuk dukungan elektron, ion logam, ko-antioksidan, atau dengan regulasi verbal gen," tuturnya.


Ada banyak sekali masakan dan buah-buahan yang sanggup dipakai untuk memenuhi kebutuhan vitamin A, C, dan E. Contohnya ibarat wortel, apel, jeruk, stroberi, mangga, bayam, alpukat, gandum, dan lain-lain.

Selain makan masakan yang mengandung antioksidan, badan juga memerlukan vitamin C yang dikenal ampuh untuk mendukung sistem imun tubuh. Dengan sistem imun yang baik, maka badan akan lebih tahan terhadap penyakit-penyakit yang berada di lingkungan sekitar, termasuk penyakit yang berasal dari polusi udara.

"Vitamin C sangat diharapkan untuk pertumbuhan dan perkembangan semua sel tubuh. Vitamin C berperan sebagai antioksidan dan membantu fungsi banyak sekali enzim dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukan konsumsi vitamin C secara rutin terbukti meningkatkan daya tahan tubuh, mempercepat pemulihan ketika sakit," terangnya.

Vitamin C sanggup diperoleh melalui buah-buahan maupun tablet hisap ibarat XonCe. Tablet dengan format hisap ibarat XonCe ini merupakan salah satu solusi mudah untuk memenuhi kebutuhan vitamin C dalam tubuh.

Simak Video "Cara Natasha Rizky Lindungi Keluarga dari Polusi"
[Gambas:Video 20detik]

Post a Comment

 
Top