0 Comment
Surabaya Marathon 2019 (Foto: Amir Baihaqi) Surabaya Marathon 2019 (Foto: Amir Baihaqi)

Jakarta - Seorang akseptor Surabaya Marathon 2019 berjulukan Husnun Nadhor Djuraid (60) meninggal dunia ketika mengikuti lomba lari dalam kategori 10 KM pada Minggu (04/8/2019). Ia pingsan dan terjatuh ketika lari mencapai 8 KM, kemudian nyawanya tak tertolong.

Bukan kali ini saja kematian mendadak terjadi dalam lomba lari. Seperti halnya pada olahraga lainnya, seseorang harus bisa mengetahui kapasitas dari tubuhnya sendiri ketika berlari. Bila dipaksakan, cedera bahkan tamat hidup pun bisa terjadi menyerupai yang dialami.

Soal ini, Putri Indonesia 2002 yang juga seorang pelari, Melanie Putria, punya pesan tersendiri. Menurutnya, kapasitas tubuh tidak bisa dilebihkan dari jumlah yang seharusnya.

"Kita harus mengetahui kapasitas tubuh kita sendiri. Jangan terlalu over training. Jika sudah terjadi hal-hal yang mempengaruhi keadaan tubuh, berarti memang ada yang salah dengan tubuh kita," jelasnya, ditemui di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/7/2019).



Tidak hanya dengan berlatih, Melanie menegaskan, contoh makan dan istirahat juga harus tercukupi dengan baik demi keberlangsungan acara olahraga seseorang.

"Pola makan, istirahat menyerupai tidur, dan tidak lupa juga komplemen merupakan kondimen yang sangat penting dan harus dilakukan dengan baik oleh pelari. Tanpa itu semua, tubuh bukannya sehat tetapi malah sebaliknya," imbuhnya.

Dampak dari olahraga berlebih juga dialami perempuan. Jika siklus menstruasi sudah terganggu dari jadwal biasanya, bisa dipastikan kondisi tubuh tidak stabil.



Simak Video "Tips Lari Menyenangkan Ala Indorunners"
[Gambas:Video 20detik]

Post a Comment

 
Top