0 Comment
Yashinta dan Affan berjuang memenuhi ASI langsung anak. (Foto: Frieda Isyana Putri/detikHealth) Yashinta dan Affan berjuang memenuhi ASI langsung anak. (Foto: Frieda Isyana Putri/detikHealth)

Jakarta - Memilih menjadi pasangan suami-istri yang bekerja tentu juga harus sanggup mendapatkan risikonya. Apalagi demi sang anak mendapatkan ASI eksklusif banyak usaha yang dilakukan.

Salah satunya dialami Yashinta Novia Mayasari (27), banyak lika-liku ia lalui untuk memenuhi ASI langsung bagi kedua anaknya. Mulai dari usaha menempuh Jakarta-Semarang untuk membawa stok ASI perah (ASIP), hingga membuang stok ASIP basi satu kulkas penuh alasannya yaitu mati listrik.

"Menyusui niscaya ada perjuangannya sendiri-sendiri ya, apalagi jika ibu bekerja kan. Membagi waktunya yang lebih susah alasannya yaitu kita kan harus kerja dan harus mikirin anak yang ditinggal. Sempet banget (alami hilang stok ASI)," tutur perempuan yang bekerja di Kementerian Pariwisata ini, ketika berbincang dengan detikHealth, Rabu (7/8/2019).

Yashinta mengisahkan ketika itu ia gres kembali ke Jakarta usai cuti melahirkan selama 3 bulan di Semarang. Tiba-tiba ia menerima kabar bahwa hampir 100 pack atau sekulkas penuh ASIP yang ia kumpulkan selama masa cuti tersebut mencair alasannya yaitu listrik mati dan semuanya basi, harus dibuang.


"Tiga bulan pumping waktu cuti udah ilang semua. (Iya) mati listrik, itu kan di rumah cuma ada kakeknya jadi mungkin kesenggol atau apa jadi kulkasnya mati. Ya sudah itu kebuang satu ember, satu kulkas," curhatnya.

Sempat down alasannya yaitu insiden tersebut, beruntung Yashinta mempunyai seorang suami sekaligus ayah ASI yang sigap. Sang suami, Affan Falastyn (27), membantu motivasi dirinya untuk kembali semangat menyetok ASIP, meski diakuinya harus kejar-kejaran bangkit tengah malam, dua jam sekali untuk pumping.

Yashinta dan Affan juga pernah harus bolak-balik Jakarta-Semarang seminggu sekali untuk membawa stok ASIP ketika anak pertamanya Ganendra berada di Semarang. Mereka juga kembali mengalaminya ketika anak kedua, Revandra, sakit dan sementara beristirahat bersama nenek-kakeknya di sana.

Namun pekerjaan menciptakan mereka harus menentukan mengirimkan ASIP tanpa mengantarkannya naik kereta menyerupai dulu. Setelah mencari-cari mulai dari kargo hingga paket kereta, mereka menemukan jasa yang sanggup langsung mengantar ASIP lebih cepat dan kondisi masih bagus. Dua hari sekali mereka mengirimkan ASI untuk Revan di Semarang lewat paket selama 4 bulan kemarin.


Ketika sebagian pulau Jawa mengalami listrik padam massal di tamat pekan lalu, pasangan asal Semarang ini beruntung tak sedang berada di Jakarta. Mereka sedang berada di kereta dalam perjalanan pulang dari Semarang, namun sempat tertahan cukup usang di Bekasi pengaruh insiden tersebut.

"Untung kemarin pas perjalanan dari Semarang juga, cuma sebagian (ASIP) yang dibawa. Alhamdulillah ice gelnya banyak sih, jadi kebantu. Ada cooler box, cooler bag apalagi kan alasannya yaitu dua hari sekali berarti berapa aja tiap dua hari kirim. Berarti cadangannya banyak, ice gelnya udah nggak terhitung," kata Yashinta.

"Sampai di Bekasi sore, KRL kan terhambat semua, jadi kita nunggu satu jam di Bekasi," imbuh Affan.

Sebagai suami, Affan mengaku tak aib mencari tahu soal menjadi Ayah ASI dan pendamping terbaik bagi sang istri. Awalnya ia diajari oleh Yashinta, kemudian menerima anutan dari rumah sakit soal memijit supaya ASI keluar, dan juga mencari di internet.

"Biasanya kita lihat video di YouTube ada seminar-seminar. Kaprikornus kita berguru dari dokter-dokter yang share di YouTube, caranya gimana sih untuk jadi Ayah ASI?" ungkap laki-laki kelulusan Universitas Gadjah Mada ini.


Affan juga mengimbau untuk para ayah muda lainnya supaya mau berguru dan tidak menganggap menyusui hanyalah urusan perempuan atau istri saja. Dukungan dari suami untuk membantu istri sanggup berdampak pada kadar stres dan juga produksi ASI eksklusif.

Yashinta menyebut bersyukur kedua anaknya sehat dan tidak mengalami resah puting. Ditambah lagi, dengan komunikasi dan menyebarkan kerja bersama sang suami, kedua anaknya sanggup mendapatkan ASI langsung secara penuh.

"Iya (bagi kerja). Untungnya suami ya tahu banget, jadi jika saya malem-malem pumping, suami yang beresin semuanya. Semua urusan ayahnya jika saya yang bab 'nempel' hehehe," katanya.

Menjadi kedua orang bau tanah yang bekerja, Yashinta dan Affan tak lepas dari omongan negatif dan juga beberapa stigma. Namun mereka memutuskan untuk berpikir bahwa apapun itu, merekalah berdua yang menjadi orang bau tanah dan yang menjalani, saling mendukung dan membantu satu sama lain.

"Sebenarnya kunci atau keberhasilan untuk menyusui kan dari kita sendiri. Ini kan anak yang perlu kita perjuangkan sendiri ya, siapa lagi jika nggak orang tuanya yang memperjuangkan. Kaprikornus kita harus bener-bener semangat aja untuk menjalani hidup ini, kan juga buat anak ya," tandas Yashinta.



Simak Video "Bunda, ASI Eksklusif Bisa Lindungi Anak dari Kanker Darah"
[Gambas:Video 20detik]

Post a Comment

 
Top