0 Comment
Gautam Adani. Foto: Dok. ForbesGautam Adani. Foto: Dok. Forbes

Jakarta - Ini yaitu dongeng luar biasa dari seorang laki-laki yang menolak mengalah pada nasib dan menentukan menggapai mimpinya lewat dunia bisnis yang disukainya. Gautam Adani, pendiri dan ketua Grup Adani yaitu salah satu taipan bisnis terkemuka asal India.

Majalah Forbes mencatat Adani mempunyai jumlah harta sekitar US$ 9,2 miliar atau sekitar Rp 128,8 triliun (kurs Rp 14.000). Angka tersebut mengantarnya sebagai orang terkaya nomor 154 di dunia atau yang ke-10 di India.

Dikutip detikFinance dari banyak sekali sumber, Senin (4/2/2019), Grup Adani yaitu pemain kunci dalam bisnis mulai dari penambangan dan perdagangan kerikil bara, eksplorasi gas dan minyak sampai pelabuhan dan pembangkit listrik di India. Grup Adani yaitu salah satu operator pelabuhan terbesar di negara ini.

Tidak menyerupai banyak pengusaha, Adani tidak meraih kesuksesannya sebagai pengusaha berkat warisan keluarga.

Orang tuanya, Shantaben dan Shantilal Adani bermigrasi dari sebuah kota kecil berjulukan Tharad di Gujarat Utara ke kota Ahmedabad. Hal tersebut guna mendapatkan kehidupan yang lebih baik untuk delapan anak mereka, alasannya uang yaitu barang glamor bagi keluarga Adani.

Adani menuntaskan sekolahnya dari Seth CN Vidyalaya di Ahmedabad dan melanjutkannya ke dingklik kuliah di Universitas Gujarat.

Ketika ia berguru akuntansi dan statistik di dingklik kuliah, ia menyadari bahwa akademisi bukan untuknya. Dia merasa bahwa ia sanggup memakai waktunya melaksanakan hal-hal yang lebih besar dan lebih baik dari sekedar belajar.


Saat masih di tahun keduanya berkuliah, Adani mengejutkan banyak orang dengan putus sekolah. Dengan hanya seratus rupee di sakunya, ia berangkat ke City of Dreams - Mumbai.

"Menjadi pengusaha yaitu pekerjaan keinginan saya lantaran menguji keuletan seseorang. Saya tidak pernah sanggup mendapatkan 'pesanan' dari siapa pun," kata Adani.

Pertemuan pertamanya dengan Lady Luck ketika ia mendapatkan pekerjaan sebagai tukang sortir berlian di cabang Mahindra Brothers di Mumbai. Sambil terus berguru dagang, ia mendirikan broker berlian sendiri di Zaveri Bazaar, toko aksesori yang tak tertandingi. Ini yaitu terobosan besar pertamanya.

Setahun kemudian, kakak laki-lakinya, Mahasukh Adani, membeli unit plastik di Ahmedabad dan meminta Adani untuk pulang dan menjalankan waralaba. Ini ternyata menjadi titik balik dalam kehidupan Adani. Keputusannya untuk mengimpor polivinil klorida, materi baku industri utama, menandai langkahnya ke pasar global.

Liberalisasi ekonomi terbukti menjadi berkah bagi Adani. Pada 1991, perusahaan terus tumbuh lewat diversifikasi komoditas dan lainnya.

Sejak ketika itu, Grup Adani telah muncul sebagai konglomerat energi dan logistik yang terdiversifikasi dengan bidang utama dalam pembangkitan dan transmisi daya, perdagangan dan penambangan batubara, distribusi gas, eksplorasi minyak dan gas serta pelabuhan dan zona ekonomi khusus.

Adani juga pernah cekcok dengan pemerintah. Dia pernah menghadapi kontroversi mengenai beberapa transaksi tanahnya dalam bisnis yang disebut tidak legal. Seiring dengan ini, banyak unit industri bisnisnya tidak mendapatkan izin dari otoritas negara terkait, sampai membawanya ke Pengadilan Tinggi. Namun, Adani menentukan untuk menghadapi problem dengan kepalanya yang terangkat tinggi.


"Berurusan dengan pemerintah tidak berarti Anda harus memperlihatkan suap," ia bilang. Itu yaitu salah satu kutipannya yang paling terkenal.

Meskipun telah membangun sebuah raksasa bisnis, Gautam tidak pernah melupakan awal mulanya yang sederhana. Karena itu, ia banyak berderma untuk masyarakat.

Dengan dukungan istrinya, Priti Adani, Grup Adani bekerja sama dengan sejumlah organisasi filantropis yang terkait dengan Pendidikan, Kesehatan Masyarakat, Pengembangan Mata Pencaharian Berkelanjutan dan Pengembangan Infrastruktur Pedesaan. Visinya yaitu untuk mencapai komitmen penuh terhadap kewajiban sosial untuk masyarakat, mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan terintegrasi, sehingga meningkatkan kualitas hidup.



Pilih Bisnis Ketimbang Sekolah, Pria Miskin Ini jadi Taipan di India

Post a Comment

 
Top