0 Comment
Foto: Robby BernardiFoto: Robby Bernardi

Jakarta - Pengemudi truk pengangkut barang beralih haluan dari Tol Trans Jawa kembali melaju di Jalan Pantura. Berpindahnya mereka bukan tanpa haluan, mereka menilai bahwa tarif yang ditentukan untuk truk terlalu mahal.

Hasanudin (43), salah satu pengemudi truk asal Kendal, Jawa Tengah, menyampaikan dirinya sekarang lebih menentukan Jalur Pantura, sebab tarif tol Trans Jawa dianggapnya terlalu mahal. Menurutnya, lebih irit memakai jalur pantura ketimbang tol.

"Hitunganya ibarat ini, Semarang ke Jakarta hanya untuk tarif jalan tol untuk kendaraan golongan I mencapai Rp 334 ribu, jikalau kendaraan berat maksimal dua kali golongan I," katanya ibarat dikutip detikFinance, Jumat (25/1/2018).




Diakuinya jalur tol memang jalur bebas hambatan, namun tarifnya mahal. Kalau di Pantura hanya tersandung di Jembatan Timbang (Banyuputih-Batang).

Hasanudin menjelaskan bahwa uang saku dari bosnya tidak cukup apabila truknya harus melewati Trans Jawa. Menurut penngakuannya, uang saku yang diberikan perusahaan Rp 3,6 juta

Uang tersebut sudah harus mencukupi kebutuhannya di jalan. Mulai dari membeli materi bakar solar untuk perjalanan pulang pergi dengan perhitungan sekitar Rp 1,6 juta.




Selanjutnya diapun harus mempersiapkan biaya bongkar muat truknya sekitar Rp 300 ribu dan Rp 600 ribu untuk membayar kernet. "Kalau ditotal sudah Rp 2,5 juta, itu belum termasuk makan bersama kernet selama tiga hari perjalanan pulang pergi," jelasnya.

Dirinya hanya akan mengantongi uang sisa sebesar Rp 400 ribu untuk dibawa ke rumah. Itupun masih dapat berkurang untuk biaya jembatan timbang di Batang, ataupun apabila sedang sial ban truknya bocor ataupun duduk kasus teknis lainnya di jalanan.

"Itu lewat pantura sisa segitu. Kalau lewat tol, uangnya tidak bersisa. Mau makan apa keluarga kami," keluh Hasanudin.

Post a Comment

 
Top