0 Comment
Ikan cupang dibagikan ke masyarakat untuk cegah DBD. Foto: Kireina S. Cahyani/detikHealth Ikan cupang dibagikan ke masyarakat untuk cegah DBD. Foto: Kireina S. Cahyani/detikHealth

Jakarta - Memasuki ekspresi dominan hujan, demam berdarah dengue atau DBD mulai mewabah di beberapa daerah. Jakarta Selatan menjadi wilayah dengan jumlah kasus paling tinggi di DKI.

Ini menggerakkan Ega, seorang kolektor ikan cupang di Jakarta Selatan, untuk berkontribusi memutus siklus perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Demi kesehatan bersama, ratusan ekor ikan cupang 'giant' ia relakan untuk dibagi-bagi.

"Sebenarnya saya hanya hobi saja dari satu dua ikan, dan kini sudah banyak sekitar 100 sampai 200 ekor lebih. Saat mendengar di Jakarta Selatan kediaman saya angka pasien yang terkena DBD tinggi, jadi saya ingin ikut juga bantu memberantas nyamuk-nyamuk ini dengan membagikan ikan-ikan cupang saya," ujar Ega dikala ditemui detikHealth di kediamannya, baru-baru ini.



Kolektor ikan cupang. Kolektor ikan cupang. Foto: Kireina S. Cahyani/detikHealth


Ega menyadari, ikan cupang tidak dapat sendirian menangkal bahaya DBD. Butuh keterlibatan warga untuk bantu-membantu menjaga kebersihan lingkungan semoga nyamuk tidak betah tinggal di lingkungan tersebut.

Meski demkinian, ia percaya ikan cupang koleksinya dapat menjadi salah satu pemutus rantai perkembangbiakan. Ikan ini mampu memangsa jentik nyamuk di tempat-tempat rawan nyamuk bertelur.

"Sambil sosialisasi juga kan yah, saya sambil kasih tahu bila ikan cupang ini sebenernya dapat makan jentik-jentik nyamuk lho, akhirnya manis untuk memberantas DBD," terperinci Ega.

"Meskipun dengan niat yang kecil-kecil menyerupai ini, saya harapkan dapat mempunyai ada pengaruh bola salju untuk semuanya, sebab kalo ngandelin fogging juga bahwasanya malah lebih banyak dampak buruknya kan. Ya jadi saya harap bahwa ikan hias cupang ini dapat menjad salah satu solusi juga untuk memberantas DBD," pungkas Ega.

Ratusan ikan cupang dibagikan untuk cegah DBD. Ratusan ikan cupang dibagikan untuk cegah DBD. Foto: Kireina S. Cahyani/detikHealth




Post a Comment

 
Top