0 Comment
Kartini Muljadi. Foto: Lamhot AritonangKartini Muljadi. Foto: Lamhot Aritonang

Jakarta - Forbes Indonesia gres saja merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2018. Dalam daftar tersebut, ada dua orang perempuan yang berhasil masuk di antara orang-orang super tajir di tanah air tersebut.

Salah satunya ialah Kartini Muljadi, pengusaha di bidang farmasi pemilik dari Tempo Scan Group. Kartini yang sekarang berusia 88 tahun tersebut menempati posisi 49 dalam daftar orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes, dengan jumlah harta US$ 610 juta atau sekitar Rp 8,8 triliun (kurs Rp 14.500).

Meski jumlah hartanya turun dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 680 juta, namun tradisi Kartini memegang predikat perempuan terkaya di Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Jumlah hartanya bahkan pernah tembus US$ 1,5 miliar pada enam tahun silam.

Kartini Muljadi bersama anak-anaknya mempunyai Tempo Group. Perusahaan terbesarnya ialah PT Tempo Scan Pacific, yang membuat obat-obatan dan barang-barang konsumsi.

Namun Kartini memulai perjalanan karirnya bukan dari pengusaha. Dia memulai karir sebagai seorang pengacara dan mantan hakim.

Dikutip dari situs Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Iluni FHUI), Rabu (19/12/2018), Kartini memulai karirnya sebagai hakim.

Pada situs itu, Kartini disebut sebagai orang sukses. Wanita kelahiran 17 Mei 1930 ini pada masa kecilnya mencicipi pendidikan sekolah khusus keturunan Belanda.

Kartini sempat kuliah pada perguruan tinggi tinggi di Surabaya dan Yogyakarta, Kartini kemudian pindah ke Jakarta untuk masuk Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. Di sela-sela kuliahnya, Kartini bekerja di Perhimpunan Sosial Tjandra Naya yang maksud tujuannya ialah menyelenggarakan pendidikan serta pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.

Wanita ini meraih gelar sarjana aturan pada 1958, pada ketika itu Kartini telah mempunyai dua orang anak. Kartini kemudian tetapkan berkarir di bidang Kehakiman dan diangkat sebagai Hakim pada Pengadilan Negeri spesial Jakarta, di mana ia ditugaskan untuk menangani masalah pidana, perdata dan kepailitan.


Pada ketika Kartini mulai tugasnya di Pengadilan, para Hakim warga negara Belanda gres mengundurkan diri dan digantikan oleh Hakim warga negara Indonesia. Setelah suaminya yang berjulukan Djojo Muljadi SH, semasa hidupnya bekerja sebagai notaris, meninggal dunia dalam tahun 1973, Kartini mengundurkan diri sebagai Hakim alasannya ialah merasa pendapatannya sebagai Hakim yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak akan cukup untuk membiayai keluarganya.

Setelah menempuh dan lulus ujian negara untuk notariat, Kartini diangkat sebagai Notaris berkedudukan di Jakarta, dan mulai mengajar mata kuliah perdata dan aturan program perdata di beberapa fakultas aturan di Jakarta. Konsistensi dan komitmennya yang tinggi dalam memberi pelayanan terbaik sebagai Notaris, menjadikannya sebagai notaris papan atas, yang menjadi tumpuan perusahaan-perusahaan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Tahun 1990, sehabis mengundurkan diri lebih dini dari jabatannya sebagai Notaris, Kartini mendirikan kantor pengacara dan konsultan aturan dengan nama Kartini Muljadi & Rekan. Kantor hukumnya pun berkembang pesat; tidak hanya perusahaan-perusahaan besar nasional namun juga perusahaan multinasional, yang menjadi langganannya.

Perusahaannya Kartini Muljadi & Rekan (KMR) ialah sebuah firma aturan perusahaan dan komersial Indonesia yang terkenal.

Ketika terjadi tornado krisis keuangan tahun 1997/1998, Kartini terlibat aktif dalam memperlihatkan pinjaman aturan untuk membangkitkan sektor perbankan yang terpuruk. Dia diangkat sebagai anggota tim yang bertugas memperlihatkan nasehat aturan pada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), serta memperlihatkan pendapat aturan dan rekomendasi kepada instansi pemerintah terkait, memprakarsai Master Settlement dan Master Refinancing Agreement antara BPPN dan para pemegang saham bank-bank bermasalah.

Kini Kartini Muljadi dikenal sebagai pemilik Tempo Scan Group yang lebih banyak didominasi bisnisnya bergerak di bidang farmasi. Puncaknya yakni ketika Tempo Scan Group melepas saham ke publik pada 2013 kemudian dan mendapatkan dana sebesar US$ 218 juta. Hingga sekarang Kartini sukses menempati predikat perempuan terkaya di Indonesia, bahkan bertahun-tahun sempat menjadi satu-satunya perempuan yang masuk dalam daftar Forbes 50.


Dia juga pernah menjabat anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (2002-2007) dan menjadi Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (2004-2007). Kartini mendirikan Yayasan Daya Bhakti Pendidikan Universitas Indonesia yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, terutama membimbing calon-calon pemimpin bangsa.

Karena kerja kerasnya, Kartini turut membangkitkan kembali sektor keuangan, khususnya menggiatkan kembali pasar modal di Indonesia. Kartini mendapatkan penghargaan dari Megawati Soekarno Putri yang pada ketika itu menjabat Presiden Republik Indonesia dengan memperlihatkan kepada Kartini penghargaan Capital market Life Time Achievement Award pada tahun 2004.

Di usia tuanya, ia tetap bersemangat menjalankan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.

"Tuhan membuat insan dengan tujuan yang baik. Maka kita, manusia, harus melaksanakan hal-hal yang baik," katanya.

Post a Comment

 
Top